Profil pemuda Umar di Pasar
Selesai sang penyair membacakan sajak-sajaknya ia memasang telinga mendengarkan apa yang akan dikatakan orang bijak itu. Setelah dipastikan mereka cenderung berdamai ia mendahului teman-temannya
yang lain pergi melangkah cepat-cepat. Tidak biasa ia berjalan perlahan, langkahnya yang lebar dan cepat tidak mudah dapat diikuti oleh yang lain. Teman-temannya mau mengajaknya mengobrol kalau-kalau dengan demikian ia dapat menahan cara melangkahnya yang lebar itu. Pembicaraan yang pada mulanya tenang-tenang saja berubah menjadi perdebatan yang panas. Pemuda itu berhenti melangkah, matanya yang sudah berubah merah menandakan kemarahannya mulai menyala. Ia memilin-milin kumisnya yang sudah tumbuh lebat seraya berkata: "Kalian mau menakut-nakuti aku dengan anak muda itu! Aku bukan anak Khattab kalau tidak mengajaknya bergulat begitu aku bertemu dia"
yang lain pergi melangkah cepat-cepat. Tidak biasa ia berjalan perlahan, langkahnya yang lebar dan cepat tidak mudah dapat diikuti oleh yang lain. Teman-temannya mau mengajaknya mengobrol kalau-kalau dengan demikian ia dapat menahan cara melangkahnya yang lebar itu. Pembicaraan yang pada mulanya tenang-tenang saja berubah menjadi perdebatan yang panas. Pemuda itu berhenti melangkah, matanya yang sudah berubah merah menandakan kemarahannya mulai menyala. Ia memilin-milin kumisnya yang sudah tumbuh lebat seraya berkata: "Kalian mau menakut-nakuti aku dengan anak muda itu! Aku bukan anak Khattab kalau tidak mengajaknya bergulat begitu aku bertemu dia"
Ia melangkah lebih lagi cepat-cepat, sehingga teman-temannya di belakangnya agak berlari. Begitu sampai di gelanggang adu gulat yang diadakan di samping Pasar Ukaz, dilihatnya pemuda-pemuda yang tegap-tegap sudah berkerumun, menyaksikan salah seorang dari mereka sedang merundukkan badannya di dada lawannya yang sudah dibuatnya tergeletak di tanah. Tatkala orang banyak melihat Umar bin Khattab datang menuju ke tempat mereka cepat-cepat mereka memberi jalan. Kedua pegulat itu bergabung dengan para penonton. Mereka yakin kedatangan Umar bukan untuk menonton tetapi datang hendak bergulat. Masih dengan sikapnya yang marah Umar memutar matanya kepada para penonton. Setelah dilihatnya pemuda yang tadi sedang berbicara dengan kawan-kawannya, dipanggilnya untuk diajak bertanding. Pemuda itu tersenyum sambil melangkah ke tengah-tengah gelanggang, penuh percaya diri akan kekuatan dan kemampuannya. Sebelumnya ia tak pernah bertarung dengan Umar. Baru pertama kali ini ia datang ke Ukaz bersama kabilahnya. Sejak kedatangannya itu ia tak pernah dikalahkan, sehingga setiap lawan harus benar-benar memperhitungkan.
Perawakannya hampir sama dengan perawakan Umar, tinggi dan besar. Umar yang sudah siap beradu kekuatan melangkah maju. Pemuda badui itu berusaha hendak mematahkan Umar, dan sudah memperlihatkan berbagai macam kepandaiannya dalam bertarung, sehingga jumlah penonton yang berdatangan makin banyak, suatu jumlah yang tak pernah ada sebelumnya. Gadis-gadis yang berdekatan pun berdatangan ke tempat itu setelah mendengar kedua nama pegulat itu. Mereka ingin menyaksikan apa yang akan terjadi. Mereka sudah tahu, seperti orang lain yang dalam tahun-tahun yang lalu juga sudah tahu, bahwa tak ada orang yang dapat mengalahkan Umar bin Khattab.
Setelah pemuda badui itu maju dan sudah bergulat dengan pegulat-pegulat lain, orang-orang di Ukaz semua mengharapkan ia akan bergulat dengan Umar. Mereka bertaruh untuk kedua pemuda itu, siapa yang akan menang. Setelah Umar menantang lawannya untuk bergulat, secepat kilat berita itu tersebar ke segenap penjuru di pasar. Semua mereka yang tak terikat oleh pekerjaan datang ke tempat itu. Selama beberapa waktu Umar membiarkan lawannya berbicara terus dan berlagak, sedang dia sendiri dalam sikap defensif, tidak mau membuangbuang tenaga seperti pemuda badui itu. Sesudah diperkirakan ia sudah cukup lelah diserangnya ia dengan memiting kedua bahunya lalu dibantingnya ke tanah. Lapangan itu gegap gempita, orang ramai menyambut kemampuan Umar. Mereka teringat pengalaman yang sudah lalu menyaksikan ketangkasan Umar dalam peristiwa serupa. Gadis-gadis dan perempuan pun tidak kalah dengan kaum lelaki dan pemudanya memuji pemuda Kuraisy yang perkasa ini.
Penulis :Muhammad Husain Haekal
Download Film Umar Bin Khattab 30 Episode Gratis!!!!
Penulis :Muhammad Husain Haekal
Download Film Umar Bin Khattab 30 Episode Gratis!!!!