Perjalanan pasukan Persia hendak menghadapi pasukan Muslimin
Mehran mengirim utusan kepada Musanna dengan pesan: "Kalian menyeberang ke tempat kami, atau biarkan kami menyeberang ke tempat kalian." Musanna belum lupa apa yang telah menimpa Abu Ubaid ketika ia menyeberangi sungai dan berhadapan dengan Bahman.
Umar mengimbaunya setelah peristiwa jembatan itu untuk tidak menyeberangi sungai sebelum mencapai kemenangan. Oleh karena itu ia membalas seruan Mehran dengan mengatakan agar mereka yang menyeberang.
Sekarang pihak Persia yang menyeberang ke Buwaib dengan mempersiapkan tiga barisan masing-masing dengan seekor gajah. Musanna pun menyambut mereka dengan kudanya yang diberi nama Syamus, yang dinaikinya hanya untuk berperang. Selesai perang kembali dikandangkan. Kuda itu diberi nama Syamus karena sangat penurut. Dengan kudanya itu Musanna memeriksa barisan demi barisan sambil memberi semangat dan perintah dengan sebaik-baiknya. Pada setiap panji ia berhenti sambil berkata: "Saya mengharapkan sekali pasukan kita jangan sampai dihancurkan oleh kita sendiri. Apa yang akan menyenangkan hati saya hari ini berarti juga akan menyenangkan hatimu semua." Kata-katanya itu disambut baik oleh mereka. Mengingat waktu bulan Ramadan, ia berseru kepada pasukan Muslimin:
"Saudara-saudara. Kalian semua sedang berpuasa, tetapi puasa dapat melemahkan badan kita. Saya berpendapat lebih baik kalian iftar supaya dengan makanan kalian lebih kuat menghadapi musuh. Memenuhi sarannya itu mereka semua beriftar. Musanna mendengar dengungan suara yang diulang-ulang dari pihak Persia yang makin mendekat.
"Yang kalian dengar itu menandakan mereka pengecut. Maka tetaplah kalian diam, dan berbicaralah dengan berbisik." Mereka memperhatikan apa yang dikatakan Musanna itu. Segala yang diperbuatnya atau dikatakannya yang ditujukan kepada mereka, semua mereka sambut tanpa ada kritik. Malah ia makin dekat di hati mereka. Kata Musanna lagi:
"Saya akan bertakbir tiga kali. Maka siap-siaplah kalian, kemudian pada takbir yang keempat serentak seranglah."
Panji-panji sudah disiapkan semua sambil menunggu serangan kepada musuh. Itulah saat yang sangat dinanti-nantikan dengan harapan mendapat kemenangan.