- Awal turunnya Al Qur'an
Kitab Suci Al Qur'an menjadi pedoman kaum muslimin untuk menjalani hidupnya di Dunia, Kitab suci al qur'an menjadi cahaya manusia-manusia muslimin, kitab suci Al qur'an menjadi warisan Nabi muhammad SAW kepada umatnya.
Jabal Nur yang berarti gunung cahaya yang menjadi saksi perubahan perdaban dunia, terletak 6 km sebelah utara masjidil Haram kota Makkah. Di puncak gunung itu terdapat sebuah GUA yang selalu di kunjungi oleh umat islam di seluruh dunia, medannya cukup sulit tidak ada anak tangga yang teratur. Peziarah harus melewati batu-batu yang terjal, jalan bertangga ada di 3/4 perjalanan inilah gua Hiro, Tempat di gunakannya Rasulullah SAW untuk menyendiri dan disini pula tempat pertamuan pertama Rasulullah SAW dengan malaikat jibril yang di tandai dengan turunnya wahyu pertama. Meski sempit dan hanya muat 4 orang gua ini selalu di padati oleh peziarah.
Sebenarnya Gua hiro bukan tempat suci yang dianjurkan untuk di kunjungi karena bukat tempat untuk ibadah, namun begitu para peziarah selalu antusias untuk mencapai tempat ini. Nilai sejarah gua sebagai tempat pertama turunnya alquran menjadi motivasi untuk mencapainya.
Al Qur'an pertama kali di turunkan di bulan suci Ramadhan, bulan yang disebut-sebut ALLAH sebagai bulan yang penuh berkah dan sebagai sebaik-baiknya bulan. itulah mengapa Umat islam di tanah air selalu memperingati Nuzulul Qur'an atau turunnya alqur'an di bulan Ramadhan.
- Upaya Menjaga Keaslian Al Qur'an
Al Qur'an secara bahasa merupakan bacaan atau sesuatu yang di baca berulang-ulang
"Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya
Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu"
(QS. AL-Qiyama: 17-18)
Karena itulah membaca Al Qur'an sangat di anjurkan kepada Umat islam dan membacanya termasuk ibadah tidak seperti umat-umat terdahulu. Kitab Al Qur'an tidak di turunkan kepada Nabi Muhammad sekaligus tapi secara berangsur-angsur selama 22 tahun. Sejak di turunkan para sahabat Rasulullah selalu menjaga, menghafalkan serta mengamalkannya. Sebagian yang lain di catat di pelapah kurma, batu-batu, tulang dan beberapa media lain yang ada di sekitar mereka. Inilah yang membuktikan bahwa pencatatan dan pencetakan Al Qur'an sudah di mulai sejak Nabi Muhammad SAW.
Catatan-catatan ini akhirnya mulai di kumpulkan sejak khalifah Abu bakar dan akhirnya selesai di era Utsman bin Affan. Beberapa pristiwa yang terjadi di kalangan sahabat dan peperangan-peperangan yang terjadi setelah wafatnya Rasulullah menjadi motivasi pengumpulan Al Qur'an ini. Itulah upaya terbesar yang di lakukan oleh para pendahulu untuk menjaga keaslian AL Qur'an sehingga tidak terjadi penyelewengan atau pemalsuan. Upaya menjaga al qur'an pun terus di lakukan dari generasi ke generasi.
- Percetakan Al Qur'an Terbesar di Dunia
Tak lagi di tulis dengan tangan kini Al Qur'an telah di bukukan dengan sempurna dan dicetak dengan cara modern.
Di Saudi Arabia tepatnya di Madinah al muwarroh berdiri percetakan Al QUr'an terbesar di dunia dengan kapasitas cetak 30 juta eksemplar pertahun. Percetakan Khusus Al Qur'an yang berdiri sejak 1984 ini selalu menjadi tujuan jamaah haji atau umrah. Dari percetakan ini pula para jamaah haji mendapat souvenir satu Al Qur'an untuk di bawa ke tanah air.
sekitar 2000 orang yang bekerja di komplek yang bernama marifat ini. 900 di antaranya para pengawas dan terdiri diantaranya para Ulama penghapal AL Qur'an. kini pusat percetakan al qur'an telah mencetak al quran beserta terjemaahannya dan telah di sebarkan ke seluruh dunia. Sementara di tanah air percetakan Al Qur'an baru berdiri di tahun 2010 lokasi di ciawi bogor Jawa barat. Percetakan Al Qur'an yang di lengkapi dengan peralatan modern mampu mencetak hingga 1,5 juta pertahun.
Untuk mendapatkan percetakan Al Qur'an tanpa kesalahan di butuhkan bahan baku serba istimewa dengan proses yang tepat hingga 7 tahap di bawah pengawasan para ahli di bidangnya.
sejak islam masuk ke tanah air, al qur'an mendapatkan perhatian yang sangat serius di kalangan umat islam di indonesia. Berdirinya pesantren-pesantren yang menjadi basis regenerasi islam di tanah air menjadi aset besar di dalam penyebaran dan menjaga Al Qur'an. Pesantren-pesantren yang dulu memfokuskan pada pengajaran agama islam di tanah air semakin banyak yang memberikan porsi penghapalan Al Qur'an. Inilah proses penjagaan AL QUr'an dari generasi ke generasi hingga Al Qur'an terhindar dari penyelewengan dan pemalsuan inilah pula yang menjadi proses keterlibatan manusia dalam menjaga kemurnian Al Qur'an.
Kemurnian AL Qur'an sudah di jamin langsung Oleh ALLAH SWT dzat yang menciptakan dan menurunkan Al Qur'an. Inilah satu-satunya kitab suci yang mudah di pahami bahkan di hafal oleh Jutaan umat islam di seluruh dunia
Sumber : Khazanah Trans7
Post a Comment