Tetapi Laqit dan Tulaihah, seperti juga Musailimah, sedang menunggu kesempatan dalam menyatakan pembangkangannya untuk menghantam Muslimin. Mereka bertiga di tempat mereka masing-masing menyebarkan propaganda tanpa ramai-ramai dan tanpa menyerang Nabi yang dari Kuraisy itu dan tanpa pula merendahkan kenabiannya. Tetapi propaganda mereka mengatakan bahwa Muhammad itu seorang nabi yang diutus untuk golongannya dan mereka pun juga nabi seperti dia dan diutus untuk golongan mereka pula masing-masing. Mereka menginginkan agar golongan mereka itu mendapat bimbingan (hidayah), seperti dia juga yang menginginkan golongannya mendapat petunjuk. Dengan cara-cara yang tidak seberani Aswad al-Ansi tapi tidak pula kurang cerdiknya, mereka telah menyiapkan udara panas dan suasana yang menggelisahkan di sekitar kaum Muslimin yang berada di tengah-tengah mereka, dengan mengobarkan api fitnah dalam sekam.
Begitu berita kematian Nabi tersiar di negeri-negeri Arab, bibit fitnah itu sudah mulai merebak ke segenap penjuru. Fitnah itu bergerak dalam bermacam-macam bentuk dan gayanya sesuai dengan faktor-faktor yang menggerakkannya. Hal ini nanti akan kita jelaskan lebih lanjut. Tetapi sekarang kita ingin melihat orang-orang yang mengakungaku nabi itu dalam hal-hal yang erat sekali hubungannya dengan rencana hendak menghancurkan Islam ketika Nabi wafat.
Yang pertama dalam hal ini, ketika Rasulullah wafat, bibit fitnah itu segera menyebar ke segenap Semenanjung, bahkan hampir sebagian besaraya akan ikut bergolak. Kita sudah melihat bagaimana kekuasaan Aswad yang makin kuat dan menyebar dari ujung paling selatan di Hadramaut sampai ke daerah Mekah dan Ta'if. Kemudian kita lihat juga bagaimana Musailimah dan Tulaihah mengincar kehancuran kaum Muslimin. Daerah-daerah yang kini mengadakan perlawanan terhadap agama yang dibawa Muhammad dan kekuasaannya itu ialah negeri-negeri di kawasan Semenanjung itu, yang kebudayaannya paling tinggi dan terkaya, dan yang paling banyak berhubungan dengan Persia.
Tidak heran bila pembangkangan serupa itu meminta perhatian Khalifah pertama itu, dan akan memikirkannya matang-matang dalam mengatur siasat untuk mengembalikannya ke dalam pangkuan Islam serta untuk memulihkan keamanan dan keselamatan umum.
Di sadur dari buku : Abu Bakar