Dalam tradisi masyarakat Quraisy Mekkah ada satu kebiasaan bagi para ibu menitipkan bayi mereka untuk di susui dan di besarkan oleh masyarakat badui. Tradisi ini masih berlanjut pada suatu masa bulan rabbiul awal tahun 531 masehi. Saat ini sekelompok kaum ibu dari perkampungan badui menawarkan air susu mereka kepada perkampungan masyarakat Mekkah. Salah seorang dari mereka mendapat kepercayaan untuk menyusui seorang bayi yang kelak akan menjadi nabi seluruh Umat Muhammad SAW dialah Halimah As Sa'diah.
Nama Aslinya adalah Halimah binti zuaim, kata halimah juga memiliki arti lemah lembut karena ia berasal dari keluarga Bani sa'ad, maka orang menjulikinya dengan sebutan Halimah as Sa'diah atau halimah yang berasal dari bani sa'ad.
Bani sa'ad merupakan salah satu suku besar dari suku-suku badui hawazir yang terletak 170km sebelah timur kota mekkah. Perkampungan Bani Sa'ad yang gersang memang tidak cocok untuk di jadikan lahan bercocok tanam. Itulah mengapa masyarakat Bani sa'ad bermata pencarian sebagai pengembala kambing dan Onta.
kekeringan yang biasa terjadi di perkampungan hawasik memaksa masyarakatnya untuk datang ke kota mekkah untuk mencari alternatif penghasilan untuk keberlangsungan hidup di wilayahnya, termasuk kaum ibu hawasik yang menawarkan Air susu untuk bayi Keluarga di kota mekkah serta pengasuhan di perkampungan Hawasik. Bersama Rombongan dan keluarganya Halimah pun berangkat ke Mekkah. Sesampainya di mekkah keberuntungan seolah tak menghampiri Halimah yang tak kunjung mendapatkan berkah. Kecuali seorang bayi yatim yang justru membuat dia Ragu.
Di iringi perasaan bimbang dan ragu halimah akhirnya memutuskan untuk mengasuh sang bayi yatim yang merupakan cucu dari Bani Thalib. Tanpa di duga bayi yang awalnya ia TOlak justru menjadi sumber keberkahan bagi dirinya beserta keluarga, keberkahan yang terus menerus di rasakan selama Muhammad kecil tetap menjadi asuhan keluarga Halimah.Dengan sepenuh hati serta rasa tanggung jawab mengemban amanah, Halimah menyusui dan mengasuh Muhammad Kecil.
Hingga tiba saat muhammad kecil genap berusia 2 tahun ini juga merupakan saat bagi Halimah untuk mengembalikan anak susuannya kepada keluarga sang Anak. Saat yang di rasakan teramat berat bagi Halimah saat melepas Muhammad kecil yang telah membawa penuh keberkahan. Mengetahui perasaan halimah sang ibu kandung Muhammad kecil yakni Aminah binti Wahab akhirnya mengijinkan Halimah untuk membawa Muhammad kecil kembali ke perkampungan bani Sa'ad.
Di Usianya yang keempat, saat Muhammad kecil sedang bermain dengan saudara sesusuannya keluarga halimah di kejutkan dengan sebuah pristiwa yang aneh, Pristiwa yang di kenal dengan pembelahan dada Muhammad SAW. Khawatir akan terjadi hal-hal buruk akan menimpa Halimah segera memulangkan Muhammad Kecil kepada keluarga besar Abdul Muthalib.
Sejak peristiwa itulah berakhir sudah tugas Halimah As Sa'diah dalam mengasuh Muhammad kecil. Sebuah Riwayat menceritakan hubungan Muhammad SAW dengan Halimah terputus hingga Nabi Muhammad SAW berusia 25 tahun dan telah menikah dengan Khadijah Binti Khuwalid. HIngga tibalah saat Muhammad SAW mengemban tugas yang mulia menjadi Rasul terakhir ALLAH SWT.
Halimah yang mengetahui kenabian anak susuannya tersebut tanpa ragu menyatakan keimanannya, mesti saat itu suku Hawariz belum tergerak mengakui kerasulan Muhammad SAW. Tak banyak riwayat yang menceritakan kehidupan Halimah paska keislamannya. Namun sejarah mencatat Halimah memiliki usia yang cukup panjang. Halimah As Sadiah, separuh dirinya telah mengalir pada Rasulullah SAW sentuhan kasih sayangnya telah membentuk pribadi yang mulia Pada pengemban Agama ALLAH. Sesuai dengan yang telah di lakukannya, Halimah As Sadiah mendapat kemulian dari sang anak susuannya.
Nama Aslinya adalah Halimah binti zuaim, kata halimah juga memiliki arti lemah lembut karena ia berasal dari keluarga Bani sa'ad, maka orang menjulikinya dengan sebutan Halimah as Sa'diah atau halimah yang berasal dari bani sa'ad.
Bani sa'ad merupakan salah satu suku besar dari suku-suku badui hawazir yang terletak 170km sebelah timur kota mekkah. Perkampungan Bani Sa'ad yang gersang memang tidak cocok untuk di jadikan lahan bercocok tanam. Itulah mengapa masyarakat Bani sa'ad bermata pencarian sebagai pengembala kambing dan Onta.
kekeringan yang biasa terjadi di perkampungan hawasik memaksa masyarakatnya untuk datang ke kota mekkah untuk mencari alternatif penghasilan untuk keberlangsungan hidup di wilayahnya, termasuk kaum ibu hawasik yang menawarkan Air susu untuk bayi Keluarga di kota mekkah serta pengasuhan di perkampungan Hawasik. Bersama Rombongan dan keluarganya Halimah pun berangkat ke Mekkah. Sesampainya di mekkah keberuntungan seolah tak menghampiri Halimah yang tak kunjung mendapatkan berkah. Kecuali seorang bayi yatim yang justru membuat dia Ragu.
Di iringi perasaan bimbang dan ragu halimah akhirnya memutuskan untuk mengasuh sang bayi yatim yang merupakan cucu dari Bani Thalib. Tanpa di duga bayi yang awalnya ia TOlak justru menjadi sumber keberkahan bagi dirinya beserta keluarga, keberkahan yang terus menerus di rasakan selama Muhammad kecil tetap menjadi asuhan keluarga Halimah.Dengan sepenuh hati serta rasa tanggung jawab mengemban amanah, Halimah menyusui dan mengasuh Muhammad Kecil.
Hingga tiba saat muhammad kecil genap berusia 2 tahun ini juga merupakan saat bagi Halimah untuk mengembalikan anak susuannya kepada keluarga sang Anak. Saat yang di rasakan teramat berat bagi Halimah saat melepas Muhammad kecil yang telah membawa penuh keberkahan. Mengetahui perasaan halimah sang ibu kandung Muhammad kecil yakni Aminah binti Wahab akhirnya mengijinkan Halimah untuk membawa Muhammad kecil kembali ke perkampungan bani Sa'ad.
Di Usianya yang keempat, saat Muhammad kecil sedang bermain dengan saudara sesusuannya keluarga halimah di kejutkan dengan sebuah pristiwa yang aneh, Pristiwa yang di kenal dengan pembelahan dada Muhammad SAW. Khawatir akan terjadi hal-hal buruk akan menimpa Halimah segera memulangkan Muhammad Kecil kepada keluarga besar Abdul Muthalib.
Sejak peristiwa itulah berakhir sudah tugas Halimah As Sa'diah dalam mengasuh Muhammad kecil. Sebuah Riwayat menceritakan hubungan Muhammad SAW dengan Halimah terputus hingga Nabi Muhammad SAW berusia 25 tahun dan telah menikah dengan Khadijah Binti Khuwalid. HIngga tibalah saat Muhammad SAW mengemban tugas yang mulia menjadi Rasul terakhir ALLAH SWT.
Halimah yang mengetahui kenabian anak susuannya tersebut tanpa ragu menyatakan keimanannya, mesti saat itu suku Hawariz belum tergerak mengakui kerasulan Muhammad SAW. Tak banyak riwayat yang menceritakan kehidupan Halimah paska keislamannya. Namun sejarah mencatat Halimah memiliki usia yang cukup panjang. Halimah As Sadiah, separuh dirinya telah mengalir pada Rasulullah SAW sentuhan kasih sayangnya telah membentuk pribadi yang mulia Pada pengemban Agama ALLAH. Sesuai dengan yang telah di lakukannya, Halimah As Sadiah mendapat kemulian dari sang anak susuannya.
Jika anda kesulitan download atau ingin koleksi semua video khalifah trans 7 di atas silahkan hubungi kami di no Hp 087-839-793530 Inysa Allah Kami bantu kirimkan dalam bentuk DVD ke alamat sahabat online. Total lebih dari 50 video.
Acara: Khalifah Trans 7
Tema: Halimah As Sa'Diah
Acara: Khalifah Trans 7
Tema: Halimah As Sa'Diah
Post a Comment