Kabilah-kabilah Qais dan Banu Asad sudah siap berperang di sekeliling Tulaihah. Orang-orang Tayyi' yang bergabung dengan pasukan Khalid berkata: Kita minta kepada Khalid, cukup menghadapi Qais saja, sebab Banu Asad masih termasuk sekutu kami. Tetapi Khalid menjawab: Qais tidak lebih lemah dari keduanya. Yang mana dari mereka yang kamu sukai serbulah. Adi berkata: Kalau keluargaku terdekat meninggalkan agama ini, pasti kuhadapi mereka. Akan mundurkah aku menghadapi Banu Asad karena persekutuannya itu!
Tidak, tidak akan kulakukan! Khalid berkata: Memerangi keduanya juga suatu jihad. Janganlah, kautentang pendapat kawan-kawanmu itu. Teruskan menghadapi salah satunya, dan pimpinlah mereka menghadapi lawan yang lebih kuat untuk diperangi. Dengan begitu Tayyi' akan menghadapi Qais, dan Muslimin yang lain menghadapi Banu Asad.
Ketika itu yang akan memimpin pertempuran ialah Uyainah bin Hisn di pihak Tulaihah, sementara Tulaihah sendiri tinggal dalam sebuah rumah dari bulu berselubung kain guna membuat ramalan buat mereka.
Setelah terjadi pertempuran sengit dan Uyainah melihat kekuatan Khalid dan Muslimin, ia kembali kepada Tulaihah menanyakan: 'Sudahkah Jibril datang?' 'Belum,' jawab Tulaihah. Uyainah kembali dan terus bertempur lagi. Begitu melihat pertempuran itu berkobar luar biasa, ia kembali lagi kepada Tulaihah menanyakan: "Bagaimana? Jibril sudah datang?"
Tulaihah menjawab: "Belum juga." "Sampai kapan? Sudah cukup lama kita menunggu!'" kata Uyainah.
Ketika ia kembali lagi ke medan pertempuran, pasukan berkuda Khalid sudah hampir mengepungnya dan mengepung anak buahnya. Ketika kembali lagi kepada Tulaihah dalam ketakutan ia mengulangi lagi pertanyaannya:
"Sudah datangkah Jibril?" "Ya, sudah." "Apa katanya?"
Tulaihah menjawab: "Dia berkata kepadaku: 'Kau punya pasukan unta
seperti pasukannya dan sebuah cerita yang tak terlupakan.'"
Tidak tahan mendengar igauan itu Uyainah berteriak mengatakan:
'Allah sudah tahu bahwa akan terjadi suatu cerita yang tak terlupakan!'
Kemudian ia berseru kepada golongannya: 'Hai Banu Fazarah, mari kita tinggalkan dia. Dia pembohong!'
Mereka pun pergi berlarian. Ketika itu ada sebuah rombongan lewat, mereka berseru kepada Tulaihah: "Apa yang kauperintahkan kepada kami?!" Waktu itu Tulaihah sedang menyiapkan kudanya dan seekor unta untuk istrinya, Nawar. Begitu melihat orang banyak mendatanginya dan memanggil-manggilnya, langsung ia menaiki kudanya dan membawa serta istrinya. Dengan demikian ia dan istrinya menyelamatkan diri, sambil berkata: "Barang siapa di antara kamu dapat berbuat seperti aku dan dapat menyelamatkan diri dan keluarganya, lakukanlah!"
Di sadur dari buku : Abu Bakar