Sejak semasa Nabi masih hidup, Tulaihah di kabilah Banu Asad, Aswad di Yaman dan Musailimah di Yamamah sudah mendakwakan diri nabi. Muhammad telah mengutus Dirar bin Azwar kepada wakilnya di Banu Asad dengan perintah menangani siapa saja yang murtad. Markas Muslimin ketika itu di Waridat, sedang Tulaihah dan golongan bermarkas di Samira'. Jumlah kaum Muslimin sudah bertambah banyak, sebaliknya jumlah kaum murtad makin berkurang jumlahnya. Hal ini karena tersiarnya berita-berita tentang kemenangan pihak Muslimin di berbagai tempat, sehingga Dirar sudah bersiap-siap akan memerangi Tulaihah, tetapi tampaknya sudah didahului oleh yang lain yang ingin menghilangkan nabi palsu itu. Orang itu dibidik dengan senjata tetapi luncas dan tidak mengenai sasaran. Orang-orang di sekitar Tulaihah segera bergegas dan menyiarkan berita bahwa senjata itu tidak mempan terhadap nabi mereka.
Sementara Muslimin sudah siap-siap akan menghadapi situasi itu, tiba-tiba tersiar berita Rasulullah berpulang ke rahmatullah. Mereka jadi gelisah dan jumlah mereka berkurang. Banyak di antara mereka yang lari kepada Tulaihah menjadi pengikut dan pendukungnya. Setelah kedua kabilah Abs dan Zubyan bergabung sesudah oleh Abu Bakr dihancurkan di Zul-Qassah, keadaan mereka makin kuat dan mereka mengira tak akan dapat dikalahkan.
Yang menambah lagi kekuatan Tulaihah karena beberapa kabilah lain bergabung pula dengan Abs dan Zubyan. Soalnya karena antara kabilah-kabilah Asad, Gatafan dan Tayyi' sudah mengadakan persekutuan sejak zaman jahiliah, sebelum Rasulullah diutus. Kemudian Asad dan Gatafan bersepakat menghadapi kabilah Tayyi' dan mengusirnya dari kampung halamannya. Hubungan antara mereka terputus. Setelah Rasulullah wafat Uyainah bin Hisn dari kabilah Fazarah berpidato di hadapan Gatafan dengan mengatakan: "Aku tidak mengenai lagi perbatasan Gatafan setelah kami putus dengan Banu Asad. Aku akan membaharui persekutuan antara kita yang sudah ada sejak dulu itu dan kita akan menjadi pengikut Tulaihah. Kami lebih menyukai nabi dari kedua sekutu ini daripada nabi dari Kuraisy. Muhammad sudah mati, sedang Tulaihah masih hidup." Pendapat Uyainah itu diikuti oleh golongannya.
Dengan masuknya mereka itu, kedudukan golongan murtad itu makin kuat, sehingga kaum Muslimin yang berada di tengah-tengah mereka lari ke Medinah.
Kabilah-kabilah itu berkumpul di Buzakhah. Mereka mengumumkan kemurtadan dan perlawanan mereka terhadap kekuasaan Medinah. Abu Bakr mulai mempersiapkan dan mengatur beberapa brigade dan kemudian dikirim untuk menghadapi mereka serta kabilah-kabilah lain di Semenanjung itu, dengan disertai surat mengingatkan mereka bahwa mereka akan menghadapi perang jika tidak segera kembali ke pangkuan Islam. Khalid bin Walid memang sudah diberi tugas menghadapi Tulaihah, dan setelah itu untuk menghadapi Malik bin Nuwairah. Adakah ia disuruh cepat-cepat berangkat untuk menghadapinya dan menghadapi kabilah-kabilah yang lain itu? Tidak! Abu Bakr malah mengumumkan bahwa dia sendiri akan memimpin pasukan itu ke Khaibar untuk bergabung dengan Khalid dan membantunya dalam menghadapi gerombolan-gerombolan murtad itu.
Di sadur dari buku : Abu Bakar