Berita-berita sudah tersiar luas tentang Abu Bakr yang memaafkan orang yang kembali kepada Islam setelah murtad itu. Kabilah-kabilah yang tadinya begitu keras membela Tulaihah sudah makin reda, kemudian mereka kembali kepada Islam setelah dikalahkan oleh Khalid. Tetapi sisa-sisa pasukan dari Gatafan, Tayyi', Sulaim dan Hawazin, mereka bergabung dengan Umm Ziml Salma bint Malik dan mengikat suatu perjanjian akan bersama-sama mengadakan perlawanan sampai mati dalam menghadapi Khalid. Sudah tentu dendam lama yang ada pada sisa-sisa kabilah itu terhadap Muslimin — yang setelah kekalahan mereka serta pengampunan yang telah diberikan oleh Abu Bakr tidak juga dapat meredakan — itulah yang mendorong orang yang putus asa bergabung dan membuat perjanjian mengadakan perlawanan. Kalau bukan karena dendam yang menggerogoti jantung mereka, apa pula gerangan yang membuat mereka bertahan setelah Tulaihah lari dan kebohongannya terbongkar?
Umm Ziml ini memang mengidap luka dendam kepada Muslimin yang tak kunjung sembuh kendati sudah berlalu beberapa tahun silam. Wajar saja bila sisa-sisa itu kemudian bergabung dengan Umm Ziml dan dendam bersama itulah yang kemudian dijadikan panji dan benderanya.
Di sadur dari buku : Abu Bakar