Kepemimpinannya Adalah Penaklukan, Hijrahnya Adalah Kemenangan, Keteladanannya Adalah Rahmat, Download Gratis Film Umar Bin Khattab 30 Episode di sini http://omar.collectionfree.com

Kampanye keji Terhadap Khalifah Ali Bin Abi Thalib r.a

0 comments

Menyadari kekuatannya sendiri, Muawiyah tidak gugup menerima surat perintah Amirul Mukminin. Selesai dibaca, dengan sengaja surat itu dibiarkan begitu saja. Utusan Imam Ali r.a. dibiarkan menunggu sampai tidak tentu batas waktunya. Tiga bulan kemudian barulah Muawiyah membalas surat Imam Ali r.a.
Seorang dari Bani 'Absy diperintahkan berangkat membawa surat jawaban untuk Imam Ali r.a. di Madinah. Untuk memperlihatkan sikapnya yang tidak mengakui Imam Ali r.a. sebagai Khalifah dan Amirul Mukminin, pada sampul surat jawaban itu ditulis: "Dari Muawiyah bin Abi Sufyan kepada Ali bin Abi Thalib."

Sebelum utusan itu berangkat ke Madinah, Muawiyah berpesan agar setibanya di kota tujuan, sampul surat itu diperlihatkan dulu kepada orang banyak, sebagai pemberitahuan bahwa ia tidak mengakui Imam Ali r.a. sebagai Amirul Mukminin.
Pesan Muawiyah itu dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh orang dari Bani 'Absy. Secara demonstratif sampul surat Muawiyah diperlihatkan kepada orang banyak. Semua orang ingin tahu apa yang terjadi akibat pembangkangan Muawiyah. Orang beramai-ramai mengikuti perjalanan kurir itu menuju ke tempat kediaman Imam Ali r.a. Mereka juga ingin tahu apa sesungguhnya isi surat tersebut. Kedatangan kurir Muawiyah disambut dengan tenang oleh Imam Ali r.a. Setelah dibuka, ternyata dalam sampul itu hanya terdapat secarik kertas yang bertuliskan "Bismillaahhir Rahamanir Rahim".
"Apa maksud ini?" tanya Amirul Mukminin kepada kurir dengan heran. "Selain ini apakah ada berita lain?"
Setelah didesak beberapa kali, akhirnya kurir mengatakan, bahwa ia ingin memperoleh jaminan atas keamanan dan keselamatannya lebih dulu, sebelum memberikan keterangan. Permintaan itu dikabulkan oleh Amirul Mukminin.
Setelah itu barulah kurir menceritakan apa yang sedang terjadi di Syam. Katanya: "Penduduk Syam telah bersepakat hendak menuntut balas atas kematian Utsman bin Affan… Mereka telah mengeluarkan jubah Khalifah Utsman yang berlumuran darah dan jari isterinya, Na'ilah, yang terpotong pada saat berusaha menahan ayunan pedang. Semuanya itu dipertontonkan kepada penduduk Syam. Melihat kenyataan ini penduduk di sana menangisi kematian Khalifah Utsman sambil mengelilingi jubahnya."

Dari keterangan kurir itu dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa atas usaha Muawiyah, penduduk Syam sekarang telah menuduh Imam Ali r.a. sebagai pelaku makar terhadap Khalifah Utsman r.a. dan mereka tidak akan membiarkan peristiwa terbunuhnya Khalifah Utsman r.a. Apa yang dikatakan kurir Muawiyah benar-benar membangkitkan kemarahan semua orang yang hadir. Hanya karena kebijaksanaan Imam Ali r.a. saja kurir itu terjamin keselamatannya.

Orang-orang Madinah sangat gusar mendengar fitnah yang dilancarkan Muawiyah terhadap Amirul Mukminin. Lebih-lebih mereka yang dulu memberontak terhadap Khalifah Utsman r.a. Semua yang dilakukan Muawiyah di Damsyik merupakan muslihat politik yang dirajut bersama seorang penasehatnya yang terkenal kaya dengan tipu-daya: Amr bin Al-Ash. Sejak Imam Ali r.a. terbai'at sebagai Khalifah, dua sejoli itu telah bertekad hendak menempuh segala cara guna menggagalkan usaha Imam Ali r.a. memantapkan kedudukannya sebagai Amirul Mukminin.

Sebab Muawiyah yakin benar, bahwa Imam Ali r.a. tidak akan memberi kesempatan sedikit pun kepadanya untuk terus berkuasa di daerah. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan satu dalih yang dapat menjatuhkan martabat Imam Ali r.a. Guna keperluan itu Muawiyah dengan sengaja mendatangkan jubah Khalifah Utsman r.a. dan kepingan-kepingan jari Na'ilah dari Madinah ke Damsyik. Hanya sekedar untuk dipertontonkan kepada khalayak ramai. Jubah Khalifah yang berlumuran darah itu digantungkan dalam masjid Damsyik, sebagai bukti kematian Khalifah yang sangat mengerikan. Sedangkan kepingankepingan jari Na'ilah, isteri Khalifah Utsman r.a., diletakkan dekat jubah sebagai saksi bisu.
Bersamaan dengan itu dikampanyekan secara besar-besaran kepada penduduk, bahwa orang yang membunuh Khalifah Utsman r.a. bukan lain hanyalah Imam Ali r.a. sendiri! Muslihat politik yang dijalankan oleh Muawiyah dan Amr bin Al-Ash itu ternyata berhasil mengelabui fikiran penduduk yang tidak memahami seluk beluk politik. Dengan cepat Syam dilanda suasana anti Imam Ali r.a. Ini merupakan awal persiapan pemberontakan bersenjata yang tak lama lagi akan dicetuskan Muawiyah.

Untuk menanggulangi fitnah sekeji itu, Imam Ali r.a. segera mengambil langkah-langkah seperlunya. Ia segera mengumpulkan kaum Muhajirin dan Anshar. Diantara mereka itu hadir dua orang tokoh terkemuka yang sedang beroposisi, yaitu Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Al-'Awwam. Setelah menjelaskan kegiatan fitnah yang dilakukan Muawiyah di Syam, Imam Ali r.a. mengemukakan gagasan untuk mencegah meluasnya fitnah yang berbahaya itu. Gagasan yang dikemukakan Imam Ali r.a. ternyata mendapat sambutan dingin. Bahkan Thalhah dan Zubair, yang merupakan tokoh-tokoh terdini membai'at Imam Ali r.a., dengan alasan hendak berangkat umrah ke Makkah, menyatakan tak dapat memenuhi ajakan Imam Ali r.a.

Sumber

Buku : Sejarah Hidup Imam Ali bin Abi Thalib r.a.
Oleh : H.M.H. Al Hamid Al Husaini
Share this article :

Post a Comment

 
TEMPLATE ASWAJA| Umar Bin Khattab - All Rights Reserved