Al-Mu'tamid Alallah (870-892 M) dilahirkan pada 229 H. Ibunya
berasal dari Romawi bernama Fityan. Tatkala Al-Muhtadi—khalifah
sebelumnya—terbunuh, Al-Mu'tamid sedang berada dalam penjara Jausaq. Ia pun
dikeluarkan dan dilantik sebagai khalifah ke-15 Daulah Abbasiyah.
Al-Mu'tamid mengangkat saudaranya, Thalhah, yang dalam
sejarah dikenal dengan Al-Muwaffaq, sebagai Sulthan (pelaksana kekuasaan)
sekaligus Qais (panglima besar). Pada saat yang sama dia mengangkat anaknya,
Ja'far, sebagai putra mahkota dan menjadikannya sebagai gubernur untuk wilayah
Mesir dan Maroko. Dia memberinya gelar Al-Mufawwidh Alallah.
Pada zamannya inilah terjadi pemberontakan orang-orang
Zanj yang memasuki Bashrah dan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Mereka
memasuki Bashrah dengan pedang terhunus, lalu melakukan pengrusakan, pembakaran
kota dan penawanan kaum Muslimin. Pada saat itu terjadilah peperangan yang
sangat hebat antara kedua pasukan. Komando pasukan tentara di pihak Al-Mu'tamid
diserahkan kepada Al-Muwaffaq, saudaranya.
Peperangan melawan Zanj ini berlangsung sejak
Al-Mu'tamid menjadi khalifah pada 256 hingga 270 H. Komandan pasukan pemberontak
Zanj yang bernama Yahbudz terbunuh. Yahbudz adalah orang yang menolak kenabian
Rasulullah Saw dan mengklaim bahwa dirinya mengetahui masalah-masalah
gaib.
Pada 260 H, di masa pemerintahan Al-Mu'tamid terjadi
kenaikan harga yang sangat fantastis di Hijaz dan Irak. Pada 261 H, Al-Mu'tamid
melantik anaknya, Ja'far yang bergelar Al-Mufawwidh Alallah sebagai putra
mahkota. Baru setelah itu pada saudaranya, Al-Muwaffaq.
Al-Mu'tamid memberikan kepada keduanya bendera khusus
yang berbeda. Yakni bendera putih dan hitam. Dia mensyaratkan bahwa jika terjadi
sesuatu, maka urusan kekhalifahan hendaknya diserahkan kepada saudaranya jika
anaknya belum baligh. Dia menuliskan kesepakatan tersebut dan meminta hakim
agung, Ibnu Abu Asy-Syawarib, untuk menggantungkannya di dinding
Ka'bah.
Pada 278 H Khalifah Al-Mu'tamid meninggal dunia secara
mendadak. Ada yang mengatakan ia meninggal karena diracun, ada pula yang
mengatakan ia meninggal karena mati lemas di tempat tidur.
Khalifah Al-Mu'tamid memerintah selama 22 tahun. Namun
dalam pemerintahannya, ia mendapatkan banyak tekanan dari saudaranya,
Al-Muwaffaq, yang menguasai medan politik.
Walau demikian, Al-Mu'tamid sempat menorehkan tinta
emas dalam hidupnya. Pada masa inilah muncul para tokoh hadits seperti Imam
At-Tirmidzi (wafat 279 H), Abu Dawud (wafat 275 H), Ibnu Majah (wafat 274 H) dan
An-Nasa'i (wafat 302 H).
Sumber: Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni