Kepemimpinannya Adalah Penaklukan, Hijrahnya Adalah Kemenangan, Keteladanannya Adalah Rahmat, Download Gratis Film Umar Bin Khattab 30 Episode di sini http://omar.collectionfree.com

Abu Bakr melindungi para tawanan yang dibawa ke Medinah

0 comments

Tetapi dalam memperlakukan tawanan yang dibawa ke Medinah itu Abu Bakr tidak sekeras Khalid dalam menjalankan kebijakannya. Kita sudah melihat Uyainah bin Hisn serta dukungannya kepada Tulaihah dan tindakannya membunuhi kaum Muslimin, lalu bersama-sama dengan Qurrah dan tawanan yang lain dibawa ke Medinah dengan tangan diikat ke leher. Ketika itu anak-anak Medinah menjolokkan batang daun kurma sambil berkata kepadanya: Hai musuh Tuhan, kau jadi kafir sesudah beriman! Lalu dijawab: Sebenamya aku tak pernah beriman kepada Allah.

Sungguhpun begitu oleh Abu Bakr ia diselamatkan dari hukuman mati. Abu Bakr memperlakukannya demikian untuk menghindari bahayanya dan bahaya Banu Fazarah yang akan melakukan segala kejahatan. Kisah tentang Qurrah bin Hubairah dan Alqamah bin Ulasah Sekembalinya dari Oman menuju Medinah, Amr bin As pernah singgah kepada Qurrah bin Hubairah pemimpin Banu Amir. Dilihatnya Qurrah dan anak buahnya sedang maju mundur akan murtad. Ketika Amr akan meneruskan perjalanan Qurrah berbicara empat mata kepadanya: 
He, orang-orang Arab pinggiran itu tidak senang kepada kamu sekalian karena upeti itu. Kalau kalian dapat membebaskan mereka dari pengambilan harta mereka, mereka akan setia dan patuh kepada kalian.

Kalau tidak, tak ada jalan lain mereka sepakat akan melawan kalian. Tetapi Amr menjawab: Kau sudah berbalik jadi kafir, Qurrah?! Kau mengancam dan menakut-nakuti kami dengan mereka itu? Ketika oleh
Khalid Qurrah dikirim ke Medinah sebagai tawanan dan dihadapkan kepada Abu Bakr, ia berkata: Khalifah Rasulullah, saya seorang Muslim, dan keislaman saya itu sudah disaksikan oleh Amr bin As. Ketika singgah ke tempat saya, saya terima dia, saya hormati dan saya lindungi dia. Abu Bakr memanggil Amr bin As dan menanyakan tentang Qurrah serta apa yang dikatakannya itu. Oleh Amr diceritakan. Setelah menyinggung soal zakat dan apa yang dikatakannya, Qurrah menyela sambil mengatakan: Cukup! Tetapi Amr berkata: Tidak, akan saya ceritakan semua yang kaukatakan. Selesai Amr menceritakan, Abu Bakr tersenyum dan Qurrah diselamatkan dari hukuman mati.

Politik Abu Bakr memberi maaf itu bukan berarti suatu kelonggaran atau ragu dari pihaknya, tetapi dimaksudkan untuk meredam segala gejolak; tujuan untuk kebaikan Islam dan Muslimin. Di luar itu Abu
Bakr tidak mengenal sikap lemah jika sudah menyangkut soal risalah Muhammad. Ketika itu Alqamah bin Ulasah dari Banu Kalb masuk Islam kemudian murtad pada masa Rasulullah, kemudian ia bergabung
dengan Syam. Setelah Muhammad wafat, ia datang cepat-cepat dan bermarkas di Banu Kalb. Bila beritanya itu sampai kepada Abu Bakr, ia mengutus Qa'qa' bin Amr dengan perintah berangkat untuk menyerangnya, kalau-kalau ia dapat membawahya atau membunuhnya, dengan pesan: Ingat bahwa hati akan terobati bila sudah dituntaskan, dan berbuatlah dengan caramu sendiri.

Qa'qa' berangkat dengan anak buahnya. Tetapi tidak berhasil menemui orang itu, karena ia sudah lari. Istri, anak-anaknya serta mereka yang tinggal di tempat itu semua kembali kepada Islam, dan mereka tidak mau membantu Alqamah. Bagaimanapun juga, Alqamah kemudian menemui Abu Bakr dan bertobat. Oleh Abu Bakr ia dilindungi dan dibebaskan dari hukuman mati, sebab dia tidak memerangi dan tidak melakukan pembunuhan terhadap kaum Muslimin.

Tetapi Abu Bakr tidak mau melindungi Fuja'ah Iyas bin Abd Yalail. Orang ini sudah datang menemui Abu Bakr dan berkata: "Berilah aku senjata dan tugaskan menghadapi siapa saja dari kaum
murtad."

Ia diberi senjata dan diberi tugas seperti yang sudah ditentukan oleh Abu Bakr. Tetapi senjata itu oleh Fuja'ah digunakan untuk menyerang kabilah-kabilah Sulaim, Amir dan Hawazin, baik yang Muslim maupun yang murtad, dan tidak sedikit dari kalangan Muslimin yang dibunuhnya. Melihat yang demikian Abu Bakr mengirim Turaifah bin Hajiz dalam satu pasukan untuk menyerang Fuja'ah dan kawan-kawannya, yang kemudian berhasil menangkap dan membawanya sebagai tawanan.

Abu Bakr memerintahkan memasang api di Baqi' dengan kayu yang sebanyak-banyaknya. Orang itu kemudian dilemparkan ke dalamnya dan ia mati terbakar. Sekiranya Fuja'ah tidak sampai membunuhi Muslimin, niscaya ia tidak akan mengalami kematian yang begitu kejam, dan karena kejamnya itu pula Abu Bakr kemudian hari merasa menyesal: sekiranya yang demikian itu tidak terjadi. Sebelum menyudahi bagian ini dengan peristiwa Umm Ziml, kita ingin membawa kisah Abu Syajrah bin Abdul Uzza, yang peristiwanya hampir sama dengan kejadian pada Uyainah, Qurrah dan Alqamah di atas. Abu Syajrah ini anak Khansa', penyair perempuan yang cukup terkenal karena sajak-sajak eleginya atau ratapannya terhadap kematian saudaranya, Sakhr. Orang ini juga seorang penyair dan menggabungkan diri dengan kaum murtad. Dengan sajak-sajaknya ia mengerahkan mereka untuk memerangi Muslimin. Di antaranya ia mengatakan:
 "Kutujukan tombakku kepada pasukan Khalid, sesudah itu aku berharap masih akan panjang umur."

Setelah usahanya hendak mengerahkan orang melawan Khalid tak berhasil dan melihat orang justru kembali kepada Islam, dia pun akhirnya kembali juga kepada Islam. Ia diterima oleh Abu Bakr dan dimaafkan bersama dengan yang lain. Pada masa Umar menjadi Khalifah, Abu Syajrah mendatanginya ketika Umar sedang membagi-bagikan sedekah kepada fakir miskin. Dia berkata kepada Umar: "Amirulmukminin, saya termasuk orang miskin." Siapa kau? tanya Umar. Setelah memperkenalkan diri, Umar berkata: Hai kau musuh Tuhan! Kau yang berkata hendak membidikkan tombakmu kepada Khalid dan kau masih ingin panjang umur? Kepala orang itu oleh Umar dilecut dengan cambuk, yang kemudian ia lari menuju untanya dan kembali kepada kabilahnya Banu Sulaim.

Di sadur dari buku : Abu Bakar

Share this article :
 
TEMPLATE ASWAJA| Umar Bin Khattab - All Rights Reserved