Kepemimpinannya Adalah Penaklukan, Hijrahnya Adalah Kemenangan, Keteladanannya Adalah Rahmat, Download Gratis Film Umar Bin Khattab 30 Episode di sini http://omar.collectionfree.com

PEMBEBASAN DAMSYIK DAN PEMBERSIHAN YORDANIA ( Pertempuran Fihl dan kemenangan Muslimin )

0 comments

Pertempuran Fihl dan kemenangan Muslimin

Kita tinggalkan mereka sekarang dalam perjalanan mereka itu. Kita kembali menemani Abu Ubaidah di Syam, dan sebentar lagi kita akan kembali menyaksikan mereka dalam pertempuran dahsyat yang melumatkan pasukan Kisra, menggantikan kekuasaannya dan membuka lembaran-lembaran baru yang amat cemerlang dalam sejarah.

Abu Ubaidah sudah merasa lega dengan adanya pasukan Muslimin di Damsyik. Pikirannya sekarang tertuju pada siapa yang akan menggantikannya dalam pasukan Muslimin di Fihl, Yordania. Sebagian perwiranya sudah dipacu oleh semangat kemenangan. Mereka mengusulkan untuk melanjutkan perjalanan dari Damsyik ke Hims. Selama pengepungan Damsyik Heraklius tinggal di kota ini. Setelah dilihatnya angkatan bersenjatanya tak mampu mencapai ibu kota Syam itu untuk memberikan perlindungan, ia menyingkir dari Hims ke Antakiah. Jika sekiranya Abu Ubaidah pergi ke Hims dan membebaskannya, niscaya Heraklius akan menyingkir dari Antakiah ke Anatolia atau ke Konstantinopel. Kalau ini yang dilakukannya semangat pasukannya di seluruh Syam akan hancur. Mereka akan angkat tangan, tidak akan mengadakan perlawanan dan tidak akan bertempur. Tetapi Abu Ubaidah menolak saran itu. Ia tidak akan menerimanya sebab dalam perintahnya Umar melarang ia maju mendahului sisa pasukan Rumawi yang ada di belakangnya yang akan merupakan ancaman jika ia mundur atau akan memotong barisan belakangnya. Pasukan Rumawi yang selamat dari Pertempuran Yarmuk masih bertahan di Fihl sebelah selatan danau at- Tabariah (Tiberias), kemudian Heraklius menopangnya dengan angkatan bersenjata baru. Rasa takut angkatan bersenjata ini belum hilang akibat kekalahan yang mereka alami di Yarmuk ketika Abul-A'war as- Sulami berangkat dengan pasukannya hendak menghadapi mereka.

Karenanya mereka lalu melepaskan air danau dan sungai ke daratan sekitar sehingga terjadi tanah lumpur, dan pasukan Muslimin tak dapat maju. Tetapi pasukan Rumawi sendiri juga tak dapat maju, sehingga tak ada gunanya bala bantuan Heraklius kepada mereka. Selama musim dingin dan selama pengepungan kota Damsyik tanah itu tetap berlumpur, dan pihak Rumawi pun terkepung di balik lumpur di Lembah Baisan (Scythopolis). Sesudah Damsyik menyerah dan datang musim panas, tanah pun sudah mulai kering, Abu Ubaidah menyerahkan Damsyik ke tangan Yazid bin Abi Sufyan dengan kekuatan pasukan berkuda Yaman yang dipimpinnya. Dia sendiri bersama Khalid bin Walid dan angkatan bersenjatanya melangkah maju ke Fihl dan Lembah Baisan. Tanah yang sudah mulai kering itu memungkinkan pasukannya menghadapi pertempuran lagi.

Ketika itu Abu Bakr sudah menyerahkan Yordania ke tangan Syurahbil bin Hasanah, Hims kepada Abu Ubaidah, Balqa' kepada Yazid bin Abi Sufyan dan Arabat kepada Amr bin al-As. Komando di lapangan kepada pihak yang mengalami pertempuran di bawah pimpinannya. Perintah ini oleh Umar tidak diubah. Dengan demikian komando pasukan Muslimin yang berada di Fihl tetap di tangan Syurahbil, dan yang sebagian masih tinggal di sana sebelum Damsyik dikepung di bawah Abul-A'war as-Sulami, dan yang datang sesudah pengepungan Damsyik di bawah Abu Ubaidah.

Syurahbil mengirim Abul-A'war dengan brigadenya ke Tabariah (Tiberias) untuk mengadakan pengepungan, Khalid bin Walid memimpin barisan depan, Abu Ubaidah dan Amr bin al-As masing-masing di sayap kanan dan kiri sementara Dirar bin al-Azwar memimpin pasukan berkuda. Angkatan bersenjata ini berangkat semua menyeberangi Sungai Yarmuk di Umm Qais di dekat sebuah muara di Yordania, yang selanjutnya menyeberangi Lembah Gor, kemudian bermarkas di Fihl, berhadap-hadapan dengan pasukan Rumawi di Baisan. Tatkala sudah tak dapat melampaui tanah berlumpur para komandan itu berunding.
Mereka melaporkan kepada Umar mengenai keadaan itu dan menunggu jawabannya. Bahan makanan yang tinggal sedikit tidak membuat mereka cepat-cepat berpindah tempat. Tanah subur yang mereka peroleh lebih baik daripada yang diperoleh pasukan Rumawi, karena dengan kesuburan yang ada di sekitar mereka memungkinkan mereka membuat bahan-bahan makanan dan kehidupan mereka lebih makmur. Pasukan Rumawi yang kini di depannya terdiri atas delapan puluh ribu orang dengan nafsu besar ingin menghancurkan pihak yang telah mengalahkan angkatan bersenjata mereka di Yarmuk dulu dan kemudian merebut
Damsyik.

Sesudah pasukan Muslimin lama bertahan di Fihl, terbayang oleh Siqlar bin Mikhraq,1 komandan angkatan bersenjata yang besar di bawah Heraklius, lebih baik menyergap musuhnya itu dengan tiba-tiba supaya dapat dihancurkan. Untuk itu pasukan perintisnya ditugaskan mencarikan tempat untuk angkatan bersenjatanya di tanah sekitarnya. Setelah malam tiba, ia bergerak dengan pasukan perintisnya. la sudah yakin bahwa pasukan Muslimin sudah merasa aman, dan tidak dalam keadaan siap tempur. Dengan demikian, begitu mendapat serangan pertama barisan Muslimin akan kacau balau. Tetapi rupanya perhitungannya meleset. Ternyata pasukan Muslimin sepenuhnya waspada terhadap kemungkinan munculnya pasukan Rumawi. Malam mau tidur dan bangun tidur Syurahbil selalu siap siaga. Sergapan Siqlar dan pasukannya itu disambut dengan gempuran yang luar biasa hebatnya. Pihak Rumawi pun nekat mati-matian bertempur. Pertempuran ini berlangsung lama semalam suntuk dan bersambung ke hari berikutnya sampai malamnya lagi. Peranan Khalid bin Walid dan Dirar bin Azwar waktu itu mengingatkan pasukan Muslimin pada peperangan dan pertempuranpertempuran sebelumnya. Sesudah gelap malam pasukan Rumawi tampak kepayahan, barisannya centang perenang. Mereka berlarian dalam kebingungan setelah melihat apa yang telah menimpa Siqlar dan para perwiranya.
Tak adakah tempat berlindung bagi angkatan bersenjata yang sudah kalah ini dalam pelarian mereka atau rencana pertahanan yang akan dapat menampung mereka? Tidak ada! Kekalahan dan kebingungan mereka itu mengantarkan mereka ke dalam lumpur. Mereka tak dapat berjalan lagi. Pasukan Muslimin terus mengejar mereka. Semula dikira sengaja mereka demikian, tetapi ternyata mereka memang dalam kekacauan dan kebingungan, tak dapat melangkah maju atau mundur, juga tak dapat melarikan diri. Pasukan Muslimin menggempur mereka dengan panah, sehingga mereka tersungkur, berjatuhan ke dalam lumpur dan tidak sedikit dari mereka yang terbunuh. Dari delapan puluh ribu itu tak ada yang lolos kecuali sisa-sisa yang terpencar-pencar. 

Kemenangan yang diperoleh pasukan Muslimin sangat meyakinkan dan cukup memuaskan. Rampasan perang yang mereka peroleh juga tidak sedikit, yang kemudian dibagi-bagikan di antara mereka. Mereka merasa puas bahwa Allah telah memberi kemenangan. Abu Ubaidah menulis Iaporan kepada Amirulmukminin di Medinah memberitahukan mengenai kemenangan itu, dan bahwa dia bersama Khalid bin Walid sudah akan berangkat ke Hims.
Dengan pertolongan Allah itu iman pasukan Muslimin makin kuat ketika mereka melihat bagaimana Allah menentukan sesuatu yang pada mulanya tidak mereka sukai. Mereka tidak senang melihat tanah yang berlumpur karena itu merintangi mereka untuk berhadapan dengan musuh. Apa yang tidak mereka senangi ternyata meriolong mereka dan membuat musuh yang terkepung akhirnya hancur berantakan. Bukankah ini merupakan tanda kebesaran Allah dan suatu bukti bahwa Allah pasti menolong mereka dan mereka akan menggantikan kekuasaan Rumawi dan Persia?

Share this article :
 
TEMPLATE ASWAJA| Umar Bin Khattab - All Rights Reserved