Pasukan Muslimin telah berhasil menghancurkan pasukan Rumawi di Fihl. Setelah itu Abu Ubaidah dan Khalid berangkat menuju Hims, sementara Hasyim bin Utbah dan Qa'qa' bin Amr memimpin pasukan Irak, juga berangkat sebagai bala bantuan kepada angkatan bersenjata Muslimin. Dari Medinah Sa'd bin Abi Waqqas berangkat pula seperti mereka yang berangkat dari Syam memimpin 10.000 anggota pasukannya, yang oleh Umar dikirim untuk mengikis kekuasaan Persia di seluruh Irak.
Musanna menarik pasukannya
Pimpinan pasukan di bawah Sa'd ini dari hasil perundingan yang cukup lama. Soalnya sesudah perang Buwaib Musanna melaporkan kepada Umar tentang pertemuan pasukan Persia dan Yazdigird (Yazdijird) bin Syahriar anak Kisra yang naik takhta dan dikirimnya pasukan demi pasukan untuk memerangi pasukan Arab serta akibatnya dengan bergejolaknya penduduk Sawad terhadap pasukan Muslimin, dan ia terpaksa menarik pasukannya ke Zu Qar di perbatasan Semenanjung Arab.
Ketika itu Umar menulis kepada wakil-wakilnya di kota-kota kecil dan kabilah-kabilah di seluruh kawasan Arab dengan mengatakan: "Semua orang yang memiliki senjata dan kuda, yang mempunyai keberanian atau kearifan pilihlah dan kirimkanlah kepada saya. Cepat! Cepat!!" Dan katanya lagi: "Akan kuhantam raja-raja Persia itu dengan raja-raja Arab." Sesudah ada beberapa ribu prajurit yang berkumpul, ia berangkat sampai ke suatu tempat mata air yang disebut Sirar, dan ia berkemah.
Tidak jelas, dia sendirikah yang memimpin pasukan itu ke Irak, atau kah ia tetap di Medinah dan menunjuk orang lain memimpinnya. Hal ini ditanyakan oleh Usman bin Affan. Ia memanggil orang untuk salat. Setelah mereka berkumpul, ia meminta pendapat mereka siapa yang akan memimpin pasukan itu ke Irak. Orang-orang awam mengusulkan:
Berangkatlah dan pimpinlah kami bersamamu. Umar melibatkan diri dengan pendapat mereka itu, tetapi ia menginginkan masalah ini dapat dipecahkan dengan cara yang sebaik-baiknya.
Ia mengundang sahabat-sahabatnya untuk berunding. Setelah berkumpul Umar berkata: Berikanlah pendapat kalian; saya bingung. Sesudah saling bertukar pendapat mereka sepakat agar Amirulmukminin mengirim salah seorang dari sahabat Rasulullah untuk memimpin pasukan dan dia sendiri tetap di Medinah untuk mengirimkan bala bantuan. "Kalau tujuannya kemenangan, itulah yang diinginkan oleh semua. Atau biarlah pasukan lain yang berangkat untuk memancing musuh sampai datang pertolongan Allah kepada kita." Yang mengatakan ini kepada Umar di antaranya Abdur-Rahman bin Auf, untuk mendukung pendapat itu: "Tinggallah di sini dan kirimkan sajalah pasukan," katanya.
"Sudah Anda lihat kehendak Allah kepada Anda dalam pasukanmu sebelum dan sesudahnya. Kalau pasukan Anda yang kalah, tidak sama dengan kekalahan Anda. Kalau dalam langkah permulaan Anda terbunuh atau kalah, saya khawatir kaum Muslimin tidak akan bertakbir dan tidak akan membaca lagi syahadat la ilaha illallah." Ketika itu kaum Muslimin oleh Umar dikumpulkan dan ia berpidato, di antaranya
ia mengatakan: "Memang seharusnya kaum Muslimin bermusyawarah mengenai segala persoalan mereka.
Sebenarnya saya seperti kalian, lalu orang-orang bijak di antara kalian itu melarang saya keluar. Saya memang berpendapat akan tetap di sini dan akan mengirim orang."