Kepemimpinannya Adalah Penaklukan, Hijrahnya Adalah Kemenangan, Keteladanannya Adalah Rahmat, Download Gratis Film Umar Bin Khattab 30 Episode di sini http://omar.collectionfree.com

Abdurrahman IV Al-Murtadha (+979M) Menjelang Keruntuhan Daulah

0 comments

Ketika kemelut berlangsung di Cordoba, Bani Hamud membangun kekuasaannya di Afrika Barat yang bebas dari Andalusia. Kekuasaan ini berpusat di kota Ceuta. Pendiri Daulah Bani Hamud adalah Ali bin Hamud bin Maimun bin Ahmad bin Ali bin Umar dari keturunan Bani Idris. Dia pernah membangun Daulah Idrisiyah di sebelum ditaklukkan oleh Khalifah Abdurrahman III (912-961 M).

               Ali bin Hamud melihat kemelut di Cordoba sebagai kesempatan emas baginya untuk mengembangkan kekuasaan. Berlangsunglah surat-menyurat antara Ali bin Hamud dan Khairan Al-Amiri di Almeria. Ali bin Hamud diundang ke Andalusia.

               Mendapat undangan itu, Ali bin Hamud dan saudaranya, Qasim bin Hamud, segera menyeberangi selat Jabal Thariq dengan pasukan besar menuju Cordoba. Khairan Al-Amiri menyambut dengan pasukan yang tak kalah besarnya. Dari berbagai daerah bala bantuan datang  untuk memperkuat pasukan menuju Cordoba.

               Akhirnya, Cordoba benar-benar jatuh ke tangan Ali bin Hamud pada 407 H (1017 M), sedangkan Khalifah Sulaiman gugur dalam pertempuran itu. Ali bin Hamud segera mengumumkan dirinya sebagai penguasa mutlak atas nama Khalifah Hisyam II Al-Muayyad. Ia menyebut dirinya dengan Mulk Al-Mutawakkil. Ia sempat berkuasa selama dua tahun.

               Pada masa pemerintahannya, ia mulai mengikis unsur-unsur Bani Umayyah. Khairan Al-Amiri yang merasa tidak mendapat tempat sangat kecewa. Pada 1023 M, ia mengangkat Abdurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman III sebagai khalifah ke-6 atau ke-13 dari seluruh penguasa Bani Umayyah di Cordoba. Ia biasa dipanggil dengan gelar Al-Murtadha. Ada juga yang menyebutnya Abdurrahman IV.

               Dalam sejarah Bani Umayyah di Andalusia, ia termasuk penguasa yang bernama Abdurrahman. Tokoh ini diharapkan dapat menjadi pembangkit semangat rakyat Cordoba. Namun ia tak bisa berkuasa lama. Mulk Al-Mutawakkil segera memukul pemberontakan itu. Khalifah Al-Murtadha gugur dalam sebuah peperangan. Sedangkan Khairan Al-Amiri sempat melarikan diri ke Almeria.

               Peristiwa ini kian membangkitkan dendam di kalangan Bani Umayyah. Mereka pun segera mempersiapkan rencana untuk membunuh Mulk Al-Mutawakkil. Saat itu, Mulk Al-Mutawakkil tengah mempersiapkan diri untuk berangkat ke Almeria guna menghabisi Khairan Al-Amiri.

               Pasukan sudah siap, tinggal menunggu kedatangan Mulk Al-Mutawakkil. Lama ditunggu, namun ia tak muncul-muncul. Ternyata Mulk Al-Mutawakkil dibunuh oleh sekelompok hamba sahaya ketika ia sedang mandi di istana. Ia dicekik hingga tewas.

               Begitu mengetahui Mulk Al-Mutawakkil tewas, bersama pasukannya Qasim bin Hamud segera memasuki Cordoba dan mengumumkan dirinya sebagai penguasa mutlak dengan sebutan Mulk Al-Makmun. Ia sempat berkuasa selama lima tahun.

               Pada 1023 M, kembali pecah pertempuran. Pihak Bani Umayyah menuntut kekuasaan. Akhirnya tercapai kesepakatan, jabatan khalifah untuk Bani Umayyah kembali dihidupkan. Abdurrahman bin Hisyam diangkat sebagai khalifah dengan panggilan Khalifah Al-Mustazhir. Namun ia hanya sempat berkuasa selama dua tahun. Karenanya, ia tak dianggap sebagai khalifah resmi Bani Umayyah di Andalusia.

               Peristiwa itu disebabkan oleh adanya serangan yang dipimpin Muhammad bin Ubaidillah bin Abdurrahman III hingga Al-Mustazhir dan Mulk Al-Mutawakkil tewas. Khalifah Muhammad III diangkat sebagai khalifah ke-7 atau ke-14 dari penguasa Bani Umayyah di Andalusia. Ia biasa dipanggil Khalifah Al-Mustakfi. Ia memerintah selama dua tahun. Setelahnya ada dua khalifah lagi yang berkuasa di Cordoba; Khalifah Al-Mu'tamid dan Umayyah bin Abbdurrahman. 

Sumber: Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni
Share this article :
 
TEMPLATE ASWAJA| Umar Bin Khattab - All Rights Reserved