Ketika berita ekspedisi itu disampaikan kepada Heraklius, ia terkejut sekali. Ia segera mengirimkan pasukan yang berkekuatan besar ke Balqa'. Ini suatu bukti yang nyata bahwa pihak Muslimin setelah peristiwa ekspedisi ini benar-benar diperhitungkan, baik oleh Rumawi maupun oleh orang-orang Arab sendiri, sehingga pihak Arab bagian utara selain Dumat al-Jandal (Dumatul Jandal) tidak lagi menghasut untuk menyerbu Medinah.
Selain di bagian utara, di seluruh Semenanjung Arab itu keadaannya tidak demikian. Di atas sudah kita lihat, bahwa kabilah-kabilah di tempat-tempat lain semua mau membangkang pada saat-saat terakhir kehidupan Nabi, dan kita lihat pula ada sebagian mereka yang mendakwakan diri nabi. Kalau tidak karena rasa takut yang menguasai kabilah-kabilah dan mereka yang mengaku-ngaku nabi itu karena sikap Rasulullah yang tegas serta keberanian kaum Muslimin di samping iman mereka yang tangguh, niscaya akan banyak daerah yang akan mengadakan pembangkangan. Setelah Muhammad kembali ke sisi Tuhannya, orang-orang Arab itu banyak yang murtad, baik secara bersama-sama atau masing-masing kabilah sendiri-sendiri. Di sana sini kaum munafik bermunculan, orang-orang Yahudi dan Nasrani bersiap-siap. Pihak Muslimin sendiri memang dalam kegelisahan setelah Nabi tiada, sedang jumlah mereka tidak banyak. Sebaliknya pihak musuh tidak sedikit jumlahnya.
Menghadapi hal demikian perlu ada suatu politik yang tegas dan bijaksana, yang akan dapat mengembalikan segala sesuatunya ke tempat semula, membela agama Allah sejak dari awal pertumbuhannya.
Dan inilah yang telah dilakukan oleh Abu Bakr tatkala mengerahkan pahlawan-pahlawan Islam itu menghadapi kaum murtad dan para pembangkang terhadap agama Allah dan Rasul-Nya.