Kepemimpinannya Adalah Penaklukan, Hijrahnya Adalah Kemenangan, Keteladanannya Adalah Rahmat, Download Gratis Film Umar Bin Khattab 30 Episode di sini http://omar.collectionfree.com

Sajah dan Malik bin Nuwairah

0 comments

Sajah sekarang memimpin pasukannya di perbatasan Banu Yarbu'. Pemimpin kabilah itu, Malik bin Nuwairah, dipanggilnya dan diajaknya berkompromi. Diberitahukannya juga maksudnya hendak menyerbu Medinah. Ajakan berkompromi itu oleh Malik disambut tetapi dimintanya agar ia membatalkan niatnya hendak menyerang Abu Bakr dan diajaknya ia memerangi mereka yang berselisih dengan pihaknya di daerah Banu Tamim itu. Sajah tampaknya senang dengan pendapatnya itu, dan katanya: "Ya, terserah pendapatmu dan orang-orang yang bersamamu. Tetapi aku perempuan Banu Yarbu'. Kalau dia seorang raja, maka dia
raja kamu sekalian."

Bagaimana Sajah cepat-cepat berbalik dari niatnya semula dan menyetujui pendapat Malik? Tak ada sumber yang dapat memberi penjelasan kepada kita mengenai rahasia perubahan itu. Tetapi sumbersumber yang ada menyebutkan bahwa Malik adalah orang terpandang, pahlawan dan penyair. Ia sangat membanggakan diri, seperti kaumnya, punya pengikut cukup besar, sedap budi bahasanya dan pandai bergaul.

Mutammam bin Nuwairah, saudaranya, yang sebagai penyair kedudukannya lebih penting dari Malik, tetapi matanya buta sebelah dan bermuka buruk. Pernah ia ditawan oleh salah satu suku, dibelenggu dan dilemparkan ke halaman. Berita itu sampai kepada Malik. Dia datang dengan kendaraannya ke tempat itu menemui mereka. Setelah memberi salam, mengajak mereka bicara, tertawa-tawa dan membacakan sajak-sajak, mereka senang sekali, begitu senangnya mereka sehingga Mutammam dibebaskan tanpa tebusan. Pada zaman jahiliah Mutammam juga pernah ditawan oleh Banu Taglib. Kemudian datang Malik hendak menebusnya. Setelah melihat Malik, wajahnya yang tampan menarik perhatian mereka. Setelah diajak bicara, tutur katanya juga menarik.

Tawanan pun itn akhirnya dibebaskan tanpa mau menerima tebusan. Adakah Sajah juga merasa puas dengan rupa dan kata-kata Malik, seperti yang dilakukan oleh paman-pamannya dari Banu Taglib dan pendukung-pendukungnya yang lain? Kita sebutkan semua ini untuk mengartikan jauhnya jarak antara Sajah dengan Musailimah. Benar tidaknya cerita-cerita itu, yang jelas Sajah telah mengundang pemuka-pemuka Banu Tamim. Tetapi, kecuali Waki', dari pihak mereka tak ada yang mau berkompromi dengan Malik. Oleh karena itu Sajah dengan pasukannya dan pasukan Malik dan Waki' menyerang satuan-satuan mereka dan mereka segera terlibat dalam pertempuran yang mengakibatkan banyak jatuh korban dari kedua belah pihak, dan yang sebagian saling menahan tawanan perang. Kemudian mereka damai kembali dan dilanjutkati
dengan saling menukar tawanan. Perdamaian pun kembali pada Banu Tamim.


Di sadur dari buku : Abu Bakar
Share this article :
 
TEMPLATE ASWAJA| Umar Bin Khattab - All Rights Reserved