Sajah datang ke Semenanjung ini karena terpengaruh oleh keadaan itu. Wajar saja bila yang menjadi tujuannya yang utama kedatangannya ke daerah itu ialah kaumnya sendiri, yakni Banu Tamim. Kedatangannya ini sangat mengejutkan mereka, yang saat itu sedang berselisih antara sesama mereka: satu kelompok berpendapat zakat harus ditunaikan dan taat kepada Khalifah Rasulullah, yang sekelompok lagi berpendapat sebaliknya, dan ada pula kelompok-kelompok yang dalam kebingungan. Akibat perselisihan itu kemudian timbul perkelahian antara sesama mereka, kadang keras dan kadang lunak.
Suku Banu Tamim yang melihat kedatangan Sajah ini dan mengetahui maksudnya hendak memerangi Abu Bakr, permusuhan antara kaum murtad dengan Islam makin marak. Mereka yang masih bertahan dalam Islam merasa lebih menderita dari sebelumnya. Sekarang dia dengan pasukannya yang besar gegap gempita dibandingkan dengan kelompok- kelompok mereka yang saling berselisih. Mereka merasa dikejutkan dengan kedatangannya yang tiba-tiba sekali itu dan mengumumkan kepada mereka kenabiannya dan mengajak mereka beriman kepadanya. Tentang perempuan ini, adakah mereka juga akan berkata seperti yang dikatakan Uyainah bin Hisn tentang Tulaihah?: "Seorang nabi perempuan dari Banu Yarbu' lebih baik daripada nabi dari Kuraisy.
Muhammad sudah mati, tetapi Sajah masih hidup," yang dengan begitu mereka akan menjadi pengikut perempuan itu dan bersama-sama memerangi Abu Bakr dan kaum Muslimin, ataukah biarkan saja dia sendiri memerangi Abu Bakr? Mungkin dia akan hancur dan kerusuhan dapat dibasmi, atau dia yang akan menang yang juga kemenangan mereka, sebab mereka masih termasuk keluarga dekatnya. Kemenangan dan kenabiannya itu akan menjadi kebanggaan mereka juga.
Di sadur dari buku : Abu Bakar