Muslimin menyerbu kebun
Ini menurut satu sumber. Tetapi sumber lain menyebutkan bahwa pasukan Muslimin ramai-ramai memanjat tembok kebun itu dan berusaha menyerbu ke pintu. Barangkali Bara' termasuk salah seorang pemanjat tembok yang terdekat ke pintu, dan ketika terjun ke dalam kebun dialah yang membukakan pintu buat pasukan Muslimin setelah ia bertempur melawan siapa saja yang ada dalam kebun itu. Peristiwa itu terjadi ketika orang-orang yang berlindung dalam kebun itu sedang sibuk menghadapi lawan yang menghujani mereka dengan panah dari atas tembok.
Kematian Musailimah
Pasukan Muslimin menyerbu kebun itu dan langsung menyerang musuh. Pedang-pedang Banu Hanifah itu justru terhambat oleh pepohonan di sekitar mereka. Sungguhpun begitu tidak mengurangi sengitnya pertempuran. Korban tidak sedikit di kedua belah pihak, meskipun di pihak Banu Hanifah dua kali lebih banyak.
Setelah perang Uhud dulu Wahsyi sudah masuk Islam. Orang asal Abisinia inilah yang dulu membunuh Hamzah, bapak syuhada dalam perang Uhud itu. Dalam perang Yamamah ini ia juga ikut serta. Tatkala dilihatnya Musailimah di kebun itu, diayunkannya tombaknya, dan bila sudah terasa pas, dibidikkannya kepada Musailimah. Bidikannya itu tidak meleset. Bersamaan dengan itu ada orang Ansar yang juga ikut menghantam Musailimah dengan pedangnya. Karena itulah Wahsyi berkata:
"Hanya Allah yang tahu siapa di antara kita yang telah membunuhnya."
Ketika itu ada seseorang berteriak: "Yang membunuhnya seorang budak hitam."1 Semangat Banu Hanifah reda setelah mendengar teriakan bahwa Musailimah sudah terbunuh. Mereka menyerah tanpa mengadakan perlawanan lagi. Muslimin terus menghantam mereka. Pada masa itu tanah Arab belum pernah mengalami pertumpahan darah sehebat pertempuran di Yamamah itu. Itu sebabnya "Kebun Rahman" ini kemudian diberi nama "Kebun Maut." Dan nama inilah yang terus dipakai dalam buku-buku sejarah.
Di sadur dari buku : Abu Bakar