Mujja 'ah menunjukkan mayat Musailimah Selesai pertempuran atas permintaan Khalid Mujja'ah dibawa dari
kemahnya. Dimintanya ia menunjukkan mayat Musailimah. Sementara sedang memeriksa mayat-mayat itu, mereka melalui mayat Muhakkam Muhakkam ini berwajah tampan. Setelah Khalid melihatnya ia bertanya
kepada Mujja'ah: Dia ini kawanmu itu? "Bukan," jawab Mujja'ah.
"Orang ini lebih baik dan lebih terhormat dari dia. Ini Muhakkam." Mujja'ah dan Khalid memasuki Kebun Maut itu. Mereka lalu di depan mayat "Ruwaijil Usaifir Ukhainas" itu.
"Inilah orangnya. Kalian sekarang sudah bebas dari dia," kata Mujja'ah.
"Orang inilah yang telah berbuat sekehendak hatinya terhadap kalian," sambung Khalid.
Malapetaka yang ditimbulkan Musailimah itu kini sudah berakhir dan sudah dirabut dari akarnya. Angkatan bersenjatanya pun telah dikikis habis. Sudah tibakah saatnya sekarang Khalid dan pasukannya harus beristirahat?
Khalid meneruskan perjuangan
Tidak! Ini bukan watak Khalid. Dan bukan ini pula strategi perangnya. Strateginya selalu ialah kemenangan itu harus mencapai puncaknya, supaya jangan timbul akibat yang tak diinginkan kemudian hari. Tak cukup hanya dengan memerangi Banu Asad dan mereka yang bersekutu dengan Tulaihah, tetapi terus dilanjutkan sampai daerah itu benar-benar bebas dari segala gangguan. Begitu juga dulu dengan Umm Ziml dan sisa-sisa pasukannya. Kemudian Banu Tamim, tidak dibiarkannya sebelum ia dapat mengikis habis setiap orang yang mau meniupkan api fitnah di daerah itu. Di tempat-tempat lain juga ia lakukan
demikian.
Sesudah membereskan mereka yang berlindung di Kebun Maut itu Abdullah bin Umar dan Abdur-Rahman bin Abi Bakr berkata kepada Khalid:
"Kirimkanlah kami dan beberapa orang untuk menempati benteng itu." Maksudnya benteng Yamamah.
"Aku akan menyebarkan pasukan berkuda dan menangkapi orang-orang yang ada di luar benteng, sesudah itu nanti aku mengambil keputusan," kata Khalid.
Khalid menyebarkan pasukan berkudanya, yang kemudian kembali membawa segala harta benda, perempuan dan anak-anak. Semua itu dibawa ke markas. Barulali kemudian ia memerintahkan agar berangkat ke benteng dan membongkar segala yang ada di dalamnya. Dengan mengadakan pembersihan demikian terhadap Banu Hanifah sejak itu tak ada lagi perlawanan.
Di sadur dari buku : Abu Bakar