Bagaimana Umar mendapat hidayah dan masuk Islam
Abul-Hakam1 ini laki-laki berwajah keras, kasar mulut dan keras kepala. la tidak peduli dan tidak gentar menghadapi perang. Sedang Umar sudah kita lihat sendiri. Keislaman keduanya jelas akan memperkuat Islam, dan banyak yang akan mereka lindungi dari penganiayaan.
Tetapi Abul-Hakam seperti sudah disebutkan di atas banyak terpengaruh oleh faktor persaingan antar keluarga, sehingga untuk beriman kepada agama yang dibawa oleh Muhammad bukan soal mudah. Sebaliknya Umar, sedikit demi sedikit ia selalu didorong ke arah jalan yang benar, dan berangsur-angsur ia dapat mendobrak belenggu fanatisme kegolongan di sekitarnya, dan dapat menegakkan bibit-bibit keadilan sejati yang ada dalam dirinya, sampai berakhir pada apa yang sudah kita sebutkan di atas.
Maka ia pun mendatangi Muhammad yang sedang berada di tengah-tengah para sahabatnya di Darul Arqam di Safa, atau mengikutinya dalam perjalanan pulang dari tempat ia salat di Ka'bah ke rumahnya. Setelah ditanya oleh Rasulullah: Apa maksud kedatanganmu?! Tanpa ragu ia menjawab: "Kedatangan saya hendak beriman kepada Allah dan kepada Rasul-Nya serta kepada segala yang datang dari Allah."
Maka ia pun mendatangi Muhammad yang sedang berada di tengah-tengah para sahabatnya di Darul Arqam di Safa, atau mengikutinya dalam perjalanan pulang dari tempat ia salat di Ka'bah ke rumahnya. Setelah ditanya oleh Rasulullah: Apa maksud kedatanganmu?! Tanpa ragu ia menjawab: "Kedatangan saya hendak beriman kepada Allah dan kepada Rasul-Nya serta kepada segala yang datang dari Allah."
Dengan demikian Umar masuk Islam atas dasar pembuktian setelah dibuktikannya adanya pengaruh agama ini yang begitu kuat dalam jiwa orang-orang beriman, dari kehidupan pribadi sampai kepada kehidupan masyarakat bersama serta organisasinya. Ia menganut agama Allah dengan semangat yang sama seperti ketika dulu ia memeranginya. Ingin sekali ia agar masyarakat Muslimin menjadi sebuah organisasi yang dapat mempertahankannya seperti Kuraisy dulu. Begitu ia menjadi Muslim ia mengumumkan keislamannya itu kepada Kuraisy seluruhnya. Disebutkan bahwa dia berkata: "Setelah malam itu saya masuk Islam, teringat saya betapa kerasnya penduduk Mekah memusuhi Rasulullah Sallalldhu 'alaihi wa sallam sebelum saya datang kepadanya dan menyatakan saya telah menganut Islam.
Pagi keesokan harinya saya datang mengetuk pintu rumah Abu Jahl. Ia membukakan pintu seraya berkata: 'Selamat datang, kemenakanku! Ada apa?' Saya menjawab: 'Saya datang untuk memberitahukan kepada Anda bahwa saya sudah beriman kepada Allah dan kepada Rasul-Nya Muhammad dan saya percaya akan segala yang dibawanya.' Ia membanting pintu di depanku sambil berkata: 'Sial kau! Dan berita celaka yang kaubawa!'"
Pagi keesokan harinya saya datang mengetuk pintu rumah Abu Jahl. Ia membukakan pintu seraya berkata: 'Selamat datang, kemenakanku! Ada apa?' Saya menjawab: 'Saya datang untuk memberitahukan kepada Anda bahwa saya sudah beriman kepada Allah dan kepada Rasul-Nya Muhammad dan saya percaya akan segala yang dibawanya.' Ia membanting pintu di depanku sambil berkata: 'Sial kau! Dan berita celaka yang kaubawa!'"