Penduduk yang mendengar kekalahan Khalifah Al-Mahdi segera
membaiat Sulaiman Al-Mustain. Dengan demikian, resmilah dirinya menjadi Khalifah
Bani Umayyah ke-5 atau pemimpin ke-12 dari keseluruhan Bani Umayyah di
Andalusia.
Sementara itu, dengan sisa pasukannya, Al-Mahdi mundur ke arah utara menuju Toledo. Dari sana ia mengirimkan utusan untuk menghadapi Raja Alfonso V dari Kerajaan Leon. Seorang utusan dikirim lagi ke Barcelona untuk minta bantuan Count Raymond I yang menguasai wilayah Catalonia. Tindakan Al-Mahdi ini mendapatkan kecaman keras. Namun ia tak mempedulikannya.
Dua pimpinan kerajaan itu menyambut permintaan Al-Mahdi. Count Raymond I mengirimkan pasukannya yang terdiri dari orang-orang Catalonia. Sedangkan Raja Alfonso V datang sendiri dengan pasukannya ke Toledo. Berlangsunglah pesta penyambutan yang cukup meriah.
Sementara itu, dengan sisa pasukannya, Al-Mahdi mundur ke arah utara menuju Toledo. Dari sana ia mengirimkan utusan untuk menghadapi Raja Alfonso V dari Kerajaan Leon. Seorang utusan dikirim lagi ke Barcelona untuk minta bantuan Count Raymond I yang menguasai wilayah Catalonia. Tindakan Al-Mahdi ini mendapatkan kecaman keras. Namun ia tak mempedulikannya.
Dua pimpinan kerajaan itu menyambut permintaan Al-Mahdi. Count Raymond I mengirimkan pasukannya yang terdiri dari orang-orang Catalonia. Sedangkan Raja Alfonso V datang sendiri dengan pasukannya ke Toledo. Berlangsunglah pesta penyambutan yang cukup meriah.
Pasukan besar itu
segera berangkat menuju Cordoba untuk melakukan penyerbuan. Khalifah Sulaiman
Al-Mustain tak bisa berbuat apa-apa. Pasukannya porak-poranda. Dengan sisa-sisa
kekuatannya, ia menyelamatkan diri ke arah selatan dan bertahan di Algeciras.
Al-Mahdi kembali memegang kekuasaan.
Khalifah Al-Mahdi belum puas dengan kemenangannya.
Bersama pasukan Raja Alfonso V, ia mengejar pasukan Sulaiman Al-Mustain untuk
merebut wilayah selatan itu. Namun pasukan Sulaiman Al-Mustain masih mempunyai
kekuatan untuk bertahan. Bahkan pasukan Al-Mahdi porak-poranda dan terpaksa
kembali ke Cordoba. Sedangkan Raja Alfonso V kembali ke
Catalonia.
Kekuatan Sulaiman
Al-Mustain di Algeciras kembali pulih dengan adanya bantuan dari
panglima-panglima Barbar yang menguasai perbatasan itu. Ibukota Cordoba kembali
dikepung. Penduduk kota itu seolah baru menyadari bahwa pangkal bencana adalah
Khalifah Al-Mahdi. Apalagi keberadaan pasukan Leon dan Catalonia sering membuat
onar di kota mereka. Khalifah Al-Mahdi dibunuh.
Pada masa-masa kemelut berkepanjangan itu, Hisyam II
Al-Muayyad yang sebelumnya pernah menjabat khalifah, sempat menyusup ke Cordoba
bahkan turut mengepalai pengepungan.
Penduduk Cordoba melihat sosok Hisyam II sebagai tokoh
yang bisa menyelamatkan mereka. Apalagi ketika dulu ia berkuasa, unsur Barbar
bisa berperan penting. Dengan ditunjuknya Hisyam II sebagai khalifah, mereka
berharap akan mendapat dukungan dari unsur Barbar. Maka 400 H diresmikanlah
Hisyam II sebagai khalifah kembali.
Namun harapan itu tidak menemukan kenyataan. Hanya sebagian kecil
unsur Barbar yang memberikan dukungan dan berpihak pada Khalifah Hisyam II.
Dengan demikian, kekuasaan Hisyam II hanya terbatas pada lingkaran istana di
bawah kepungan Sulaiman Al-Mustain.
Untuk memancing simpati Barbar, Khalifah Hisyam II sengaja
mengangkat keluarga bekas Mulk Al-Manshur, yakni turunan Al-Amiri untuk
menduduki jabatan tinggi. Wadhih Al-Amiri memegang jabatan Al-Hajib, kepala
rumah tangga istana. Khairan Al-Amiri memegang jabatan wazir, pimpinan
pemerintahan. Namun demikian, Cordoba tak mampu bertahan dari pengepungan yang
berlangsung cukup lama.
Sulaiman Al-Mustain tampaknya tak bisa bersabar lagi. Pada pengujung
1013 M, ia mengirimkan utusan untuk menghadap Raja Alfonso V dari Leon untuk
meminta bantuan. Ketika mendengar hal itu, Khalifah Hisyam II segera mengirimkan
utusan rahasia untuk menemui Raja Alfonso V untuk meminta bantuan. Sebagai
imbalannya, Hisyam II berjanji akan menyerahkan wilayah-wilayah Castile lama di
sepanjang sungai Douro yang sebelumnya sempat direbut oleh Mulk Al-Manshur dari
kekuasaan Leon.
Hal itu membangkitkan
kemarahan Sulaiman Al-Mustain. Ketika bantuan dari tokoh-tokoh Barbar datang, ia
segera melancarkan serangan. Cordoba akhirnya jatuh ke tangan Sulaiman
Al-Mustain. Sejarah tak sempat mencatat nasib Khalifah Hisyam II. Ia tak
diketahui rimbanya setelah itu. Ada yang mengatakan ia terbunuh, tetapi
ditemukan mayatnya. Ada juga yang menyebutkan ia melarikan diri karena
belakangan namanya kembali disebut-sebut.
Sumber: Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi
Bastoni