Karenanya mereka tak dapat bertahan menghadapi pasukan Banu Hanifah itu, padahal antara keduanya sudah terjadi pertempuran sengit. Barisan Muslimin sekarang cenderung mengalami kekalahan. Dalam pada itu Khalid sudah meninggalkan kemahnya. Tetapi pasukan Banu Hanifah tampaknya sudah berhasil masuk ke dalam kemah Khalid.
Mereka hanya melihat Mujja'ah yang dibelenggu dengan besi dan tak jauh dari orang ini dilihatnya pula Laila Umm Tamim. Salah seorang di antara mereka sudah siap dengan pedangnya hendak membunuh Laila istri Khalid itu. Tetapi ketika itu juga Mujja'ah berteriak: "He! Aku yang melindungi dia! Dia perempuan merdeka yang baik. Hadapilah kaum laki-laki!"
Tali-temali tenda kemudian diputuskan oleh tentara itu dan tendanya dirobek-robek dengan pedang, dengan meninggalkan Mujja'ah dan Laila yang hanya tercengang menyaksikan semua itu.
Sungguhpun begitu, sebelum pasukan Muslimin mundur, tidak sedikit dari Banu Hanifah yang sudah terbunuh. Di antara yang pertama terbunuh ialah Nahar ar-Rajjal, yang ahli Qur'an dan ahli fikih, pengkhianat
dan penipu itu. Begitu tampil di barisan depan dalam pasukan Banu Hanifah ia disambut oleh Zaid bin Khattab dan langsung dibunuhnya.
Dengan terbunuhnya orang ini, biang keladi yang begitu setia kepada Musailimah, berakhirlah kini riwayatnya dan riwayat pasukannya yang selama ini mengancam kaum Muslimin dan menanamkan rasa takut dalam hati setiap orang yang mencintai agama Allah. Khalid bin Walid tetap tenang tatkala ia meninggalkan kemahnya.
Sedikit pun ia tak ragu menghadapi tujuannya hari itu. Dia sudah tahu kekalahan yang menimpa pasukan Muslimin; yakni karena mereka saling memperolok, saling tak peduli satu sama lain. Kalau tidak demikian
sikap mereka, niscaya mereka menang. Karenanya, tatkala Khalid melihat ada peluang, ketika kedua pihak dalam keadaan tenang, ia berteriak sekeras-kerasnya dengan nada geram dan bergelora:
"Saudara-saudara kaum Muslimin! Perlihatkanlah kelebihan kamu, biar orang tahu keberanian dan kepahlawanan kita, biar orang tahu dari mana kita datang,"
Teriakan itu bersipongang ke dalam telinga prajurit-prajuritnya, dan membuat tersentak dan mereka menyadari keadaan yang sebenarnya. Khalid puas setelah dilihatnya mereka menunjukkan sikap seperti yang
diperintahkannya itu. Kecurigaan dan saling tak peduli sudah dapat dihilangkan. Sekarang jalan kemenangan sudah terbuka.
Di sadur dari buku : Abu Bakar