Sekarang Syurahbil anak Musailimah tampil membakar semangat tentara Banu Hanifah dengan kata-kata yang benar-benar menggugah rasa kearaban, dengan segala yang menyangkut kehormatan dan keturunannya.
"Hai Banu Hanifah!!" teriaknya kepada mereka. "Hari ini adalah hari harga diri kita! Kalau kita kalah, perempuan-perempuan kita akan mendapat giliran sebagai tawanan, akan dijadikan gundik-gundik. Berperanglah kamu mempertahankan kehormatan dan keturunan kalian dan lindungilah istri-istri kalian."
Kemudian diperintahkan agar mereka sudah siap tempur.
Kedua kekuatan itu kini sudah berhadapan. Semangat pihak Muslimin belum lagi dibakar. Kaum Muhajirin berkata kepada Salim, bekas budak Abu Huzaifah:
"Ada yang masih kautakuti?"
"Kalau begitu celakalah aku sebagai orang yang sudah hafal Qur'an," katanya menjawab mereka. Bahkan mereka sudah saling mengejek dengan percakapan yang lebih buruk lagi. Kaum Muhajirin dan Ansar menuduh orang-orang Arab pedalaman sebagai pengecut.
"Kami orang-orang kota lebih tahu cara berperang daripada kalian orang-orang pedalaman," kata orang-orang kota.
"Orang-orang kota tak mampu bertempur dan tidak tahu apa perang itu," demikian dijawab oleh orang-orang badui itu.
Di sadur dari buku : Abu Bakar