Ketahuilah, bahwa para ahli makrifat dan pemilik kalbu suci berdasar keluasan pengetahuan mereka akan maqâm rubûbiyyah (hadirat Tuhan sebagai Pencipta dan Pemelihara alam semesta HB) yang kudus, dan besarnya kerinduan mereka, bermunajat (berdialog, “berbisik-bisik”, dan “curhat”) dengan Sang Pencipta yang mulia Nama-Nya menjaga dan menekuni waktu-waktu shalat sebagai waktu munajat dan tempat perjumpaan dengan Al-Haqq ....
Mereka menjaga waktu-waktu shalat dengan segenap ruh dan hati mereka ....
Wahai Saudaraku! Pergunakan waktu munajat ini ....
Berikanlah pada hatimu pemahaman bahwa sarana untuk mencapai kehidupan ukhrawi yang abadi dan sumber segala keutamaan jiwa serta modal bagi segala kemuliaan yang tidak terbatas adalah berhubungan, ber-“senang-senang”, dan bermunajat dengan Al-Haqq, khususnya dalam waktu shalat.
Karena shalat merupakan jamuan ruhani yang telah dihidangkan oleh kedua Tangan Keindahan dan Keagungan Al-Haqq.
Demikian pula, shalat adalah ibadah yang paling menyeluruh dan lengkap di antara semua ibadah lainnya ....
Salah seorang istri Nabi Saw. berkata, “Biasanya Rasulullah bercakap-cakap dengan kami dan kami pun berbincang-bincang dengan beliau. Tetapi, jika tiba waktu shalat, seakan-akan beliau tidak mengenal kami dan kami pun tidak mengenalnya lagi, karena menyibukkan diri dengan Allah dan melupakan segala sesuatu selain-Nya.”
Sumber :
Buku : Buat apa shalat
Dr. Haidar Bagir
Post a Comment