Kecakapannya berkhutbah bukan asing lagi bagi para penulis sejarah Islam. Imam Ali r.a. bukan
hanya dikenal sebagai Bapak bahasa Arab, tetapi dalam hal penggunaan dan penerapan bahasa
pun ia dikenal sebagai seorang ahli terkemuka. Keunggulannya dalam kecakapan berbahasa dan
bersastra membuat orang menarik kesimpulan, bahwa nilai perkataan Imam Ali r.a. berada di
bawah firman Allah Al Khaliq dan tutur-kata Rasul-Nya. Pada masa hidupnya tidak sedikit orang
datang kepadanya untuk menimba ilmu berkhutbah dan ilmu menulis.
Abdul Hamid bin Yahya, seorang ilmuwan dan penulis Islam yang masyhur itu, sampai berkata
sambil membanggakan diri, bahwa ia mempunyai kumpulan khutbah-khutbah Imam Ali
sebanyak 70 perangkat. "Dan itu masih bertambah terus," katanya. Akan tetapi Abdul Hamid itu
masih kalah unggul dibanding dengan Ibnu Nubatah, yang nama sebenarnya ialah Abdurrahman
bin Muhammad bin Ismail Al-Fariqiy Al-dudzamiy. Ia mengatakan: "Aku menyimpan setumpuk
khutbah-khutbahnya. Sampai sekarang masih bertambah terus jumlahnya. Aku menyimpan 100
bab dari wejangan-wejangan Imam Ali bin Abi Thalib."
Kecakapan Imam Ali r.a. menyusun pidato sangat membantu para peneliti sejarah Islam,
khususnya sejarah perjuangan Imam Ali r.a. sendiri, dalam menghimpun data-data dan faktafakta.
Dibanding dengan khutbah-khutbahnya, khutbah-khutbah yang pernah diucapkan oleh
para sahabat Nabi Muhammad s.a.w. lainnya, belum ada sepersepuluhnya, seandainya semua
itu hendak dikumpulkan. Seorang penulis dan sejarawan klasik Islam, Abu Utsman Al-Jahidz
menegaskan hal tersebut dalam bukunya yang berjudul Al-Bayan wat Tabyin.
Sumber
Buku : Sejarah Hidup Imam Ali bin Abi Thalib r.a.
Oleh : H.M.H. Al Hamid Al Husaini
Home
Ali Bin Abi Thalib Ra
Kecakapannya berkhutbah Ali Bin Abi Thalib R.A
Post a Comment