Kaum salaf biasa memohon perlindungan kepada Allah dari kekhusyukan yang pura-pura/munafik (khusyû‘ nifâq). Salah seorang dari mereka berkata, “Berlindunglah kalian kepada Allah dari kekhusyukan yang munafik.” Orang-orang bertanya, “Apa yang dimaksud dengan kekhusyukan yang munafik?”
Ia menjawab, “Engkau lihat jasadmu khusyuk sementara hatimu sama sekali tidak.”
Pernah ketika ‘Umar melihat seorang pemuda yang menunduk- nundukkan kepalanya dalam shalat, beliau menegurnya,
“Apa-apaan ini? Angkat kepalamu karena khusyuk seperti ini tidak akan menambah kekhusyukan di dalam hati. Siapa yang melahir-lahirkan kekhusyukan sedang hatinya sama sekali tidak khusyuk, maka itu tak lain dari kemunafikan di atas kemunafikan (nifâq ‘alâ nifâq).” (Ihyâ’ ‘Ulûm Al-Dîn, Al- Gazhali dan Talbîs Iblîs, Ibnu Jauzi)
Sumber :
Buku : Buat apa shalat
Dr. Haidar Bagir
Post a Comment