Kepemimpinannya Adalah Penaklukan, Hijrahnya Adalah Kemenangan, Keteladanannya Adalah Rahmat, Download Gratis Film Umar Bin Khattab 30 Episode di sini http://omar.collectionfree.com

ABU UBAID DAN MUSANNA DI IRAK ( Kebesaran Musanna )

0 comments

Kebesaran Musanna

Dalam perang dengan Persia orang ini telah memikul beban Muslimin yang begitu berat, yang belum ada orang lain melakukan hal seperti dia. Dialah Muslim pertama yang pergi ke Delta Furat dan Tigris dan mengajak Abu Bakr untuk memikirkan pembebasan Irak.

Kalau tidak karena kepergiannya ke sana dan sekaligus ia menyabung nyawanya di sana, niscaya tak terpikir oleh Khalifah- untuk menghadapi Persia. Bersama dengan Khalid bin Walid tidak sedikit daerah pinggiran
Irak yang sudah dibebaskannya. Kalau tidak karena keberanian Musanna dan pandangannya yang bijaksana di samping kepiawaiannya memimpin pasukan, tentu Khalid belum akan dapat pergi ke Syam dan membuktikan kemampuannya menghadapi Persia.
Sesudah itu Abu Bakr dulu berpesan kepada Umar untuk memobilisasi orang bersama Musanna. Wajar sekali bilamana Musanna yang akan memimpin angkatan bersenjata ke Irak untuk memberi pertolongan kepadanya. Dialah yang mengetahui seluk beluknya dan memasuki daerah-daerah itu. Dalam hal ini yang mempunyai keberanian yang tak dipunyai oleh yang lain. Sekiranya Abu Bakr masih hidup niscaya ia tak akan menyerahkan pimpinan itu kepada yang lain. Hanya Umar yang kemudian menyerahkannya kepada Abu Ubaid karena ia orang yang pertama mencalonkan diri dan karena dari Banu Saqif di Hijalz;" sedang Musanna dari Banu Bakr bin Wa'il. Marahkah Musanna karenanya atau terluka perasaannya karena Umar telah meninggalkan pesan Abu Bakr mengenai dirinya? Tidak! Pikirannya lebih tinggi daripada sekadar memikirkan hal-hal serupa itu. Orang-orang Hijaz memang sangat fanatik terhadap orang-orang sedaerahnya, maka lalu Abu Ubaid yang diberangkatkan ke Irak dan dia sendiri berada di bawah pimpinannya.

Bersama dialah Abu Ubaid mendapat kemenangan di Namariq, dan sesudah dia dan anak buahnya terbunuh dalam pertempuran di jembatan, dia pula yang mengambil alih memegang bendera dan menarik pasukannya ke Ullais, sambil menunggu datangnya bala bantuan, dan dalam Perang Buwaib dia memimpin pertempuran begitu piawai, yang mengingatkan orang pada peranan Khalid bin Walid dalam menghadapi pertempuran-pertempuran besarnya.

Umar mengangkat Abu Ubaid menjadi atasan Musanna merupakan salah satu langkah pertamanya yang sudah diputuskan oleh Amirulmukminin dalam menyusun sistem kepangkatan di kalangan Muslimin. Kiranya Umar dapat dimaafkan dengan langkahnya itu mengingat Abu Ubaid adalah orang pertama yang maju mencalonkan diri sementara yang lain masih menolak. Tetapi kenyataanhya langkah itu memang sesuai dengan pemikiran Umar. Bukti untuk itu terjadi pada Jarir bin Abdullah al-Bajili yang berangkat setelah Pertempuran Jembatan sebagai bala bantuan kepada MusanAa. Setelah diketahui ia berada tak jauh dari posisinya, ditulisnya surat agar ia datang menghadapnya sebab ia dikirim sebagai bala bantuan kepadanya. Tetapi Jarir membalas:
"Saya tidak akan melakukan itu kecuali kalau ada perintah dari Amirulmukminin. Anda komandan dan saya juga komandan." Musanna rnenulis surat kepada Umar mengadukan hal Jarir itu. Tetapi Amirulmukminin
menjawab: "Saya tidak akan menempatkan Anda di atas salah seorang sahabat Muhammad Sallallahu 'alaihi wa sallam."

Ketika Umar memberangkatkan Sa'd bin Abi Waqqas ke Irak, ia rnenulis kepada Musanna dan kepada Jarir bahwa Sa'd-lah yang menjadi atasan mereka berdua. Soalnya karena Sa'd termasuk salah seorang yang mula-mula dalam Islam, dan Umar melihat orang yang mula-mula dalam Islam itu merupakan kelas yang harus lebih diutamakan daripada kelas-kelas Muslimin yang lain.
Musanna tidak marah karena yang diangkat itu orang Iain, bukan dia; karena dia memang sudah b'enar-be"har beriman, di samping sebagai seorang prajurit sejati yang menjunjung tinggi arti disiplin. Dia sangat menaatinya, dan ia menempatkan disiplin dan iman di atas segala kepentingan pribatii dan keinginannya. Tetapi, kendati dia sudah dipisahkan dari kepemimpinan militer, orang tak dapat menutup mata dari jasanya. Apa yang sudah dicatat dalam lembaran sejarah, tak akan dapat dihapifs. Kalau Khalid bin Walid adalah jenius perang dan Saifullah, maka Musanna bin Harisah adalah orang pertama yang membebaskan Irak. 

Dialah jenderal yang berpengalaman, yang telah memikul beban berat dalam situasi pasukan Muslimih yang paling kritis dan berbahaya. Dialah tokoh bijaksana yang telah mempersatukan masyarakat Arab penduduk Irak, padahal mereka berlainan agama.

Maka dengan tindakannya itu ia telah berhasil menghantam pasukan Persia di Buwaib, sehingga mereka tak berkutik lagi dan sejak itu tak pernah lagi memperoleh kemenangan. Dan yang lebih membanggakan lagi, Musanna menyelesaikan semua itu dalam waktu yang begitu singkat. Abu Ubaid mencapai perbatasan Irak pada permulaan musim rontok tahun 634 M., mendapat kemenangan di Namariq bulan Oktober tahun itu juga dan terbunuh dalam pertempuran di jembatan sekitar akhir-akhir bulan itu. Maka kemudian Musanna yang mengambil alih pimpinan dan ia mendapat kemenangan di Ullais disusul kemenangannya yang telak di Buwaib bulan November. Sekiranya sesudah perang di Buwaib ia mendapat bala bantuan, tentu ia akan memasuki Mada'in dan akan menaklukkannya sebelum akhir tahun itu. Tetapi bala bantuan itu terlambat, dan maut pun mendahuluinya. Dia meninggal, sementara kemenangan yang akan menjadi mahkota kebanggaannya sepanjang masa sudah di ambang pintu.

Sekarang selamat jalan wahai panglima piawai, dalam lindungan Allah! Kini kami akan meninggalkan medan lagamu yang telah mendengungkan dengan bahana kemenanganmu itu. Kami akan menengok Syam, mendampingi sahabatmu Khalid bin Walid! Hendaklah orang semua ingat tahun demi tahun, bahwa Musanna bin Harisah asy- Syaibani seorang pelopor dalam merambah jalan Kedaulatan Islam, di samping selaku pendirinya yang bijak dan kukuh. Dalam pembinaan itu orang tidak akan menutup mata dari jasanya yang besar, bahwa dia bukan orang Kuraisy, juga bukan dari sahabat Rasulullah. Tak pernah lagi ia memegang pimpinan militer sesudah Khalid. Ia memegang pimpinan militer itu dalam Perang Buwaib, yang dalam hal ini keberaniannya sebanding dengan Khalid, atau barangkali lebih lapang dada dan lebih bijaksana dari Khalid.

Penulis :Muhammad Husain Haekal 

Download Film Umar Bin Khattab 30 Episode Gratis!!!!
Share this article :
 
TEMPLATE ASWAJA| Umar Bin Khattab - All Rights Reserved