Al-Qaim Biamrillah Abu Al-Baqa’, nama aslinya Hamzah bin
Al-Mutawakkil. Ia dilantik sebagai khalifah (1455-1460 M) sepeninggal
saudaranya. Al-Mustakfi Billah tidak memberikan wasiat kepadanya dan tidak pula
kepada yang lainnya.
Dia dikenal sebagai sosok yang sangat pemberani dan keras, namun tidak mampu menegakkan kekhilafahan kecuali beberapa sisinya saja. Dia terkenal sebagai seorang yang berwatak kejam, satu sifat yang sangat berbeda dengan saudara-saudaranya.
Pada masa pemerintahan Al-Qaim ini, Sultan Malik Azh-Zhahir Jaqmaq meninggal dunia pada awal 857 H. Setelah itu dinobatkanlah anaknya, Utsman, dan diberi gelar Al-Manshur. Namun kekuasaannya berumur pendek. Dia menjabat sebagai sultan hanya sebulan setengah.
Dia dikenal sebagai sosok yang sangat pemberani dan keras, namun tidak mampu menegakkan kekhilafahan kecuali beberapa sisinya saja. Dia terkenal sebagai seorang yang berwatak kejam, satu sifat yang sangat berbeda dengan saudara-saudaranya.
Pada masa pemerintahan Al-Qaim ini, Sultan Malik Azh-Zhahir Jaqmaq meninggal dunia pada awal 857 H. Setelah itu dinobatkanlah anaknya, Utsman, dan diberi gelar Al-Manshur. Namun kekuasaannya berumur pendek. Dia menjabat sebagai sultan hanya sebulan setengah.
Hal ini disebabkan
karena Inal merebut kekuasaan dari Al-Manshur yang kemudian menangkapnya.
Khalifah mengangkat Inal sebagai sultan pada Rabiul Awal. Dia bergelar
Al-Asyraf. Setelah itu terjadi perseteruan sengit antara Khalifah Al-Qaim dan
Sultan Al-Asyraf. Pasalnya, keduanya berbeda pendapat tentang pengiriman
tentara.
Akhirnya khalifah
diturunkan dari jabatannya pada Jumadil Akhir 859 H. Dia kemudian diungsikan ke
Iskandariyah dan dipenjarakan di sana hingga wafat pada 863 H. Dia dimakamkan
berdekatan dengan kuburan saudaranya, Al-Musta’in.
Kedua kakak beradik ini adalah dua khalifah yang
sama-sama dicopot dari kursi kekhilafahan. Keduanya juga sama-sama dipenjarakan
di Iskandariyah (Alexandria) dan akhirnya sama-sama dimakamkan di tempat
itu.
Sumber: Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni