Di sini kita berhenti pula sejenak untuk melukiskan Abu Bakar dari segi psikologi dan di sini akan kita lihat pula peranannya dengan lebih jelas. Kalaupun ada di kalangan Muslimin yang akan merasa tercekam perasaannya karena meninggalnya Rasulullah seperti yang dialami Umar itu. maka Abu Bakar-lah orangnya.
Dia teman dekat dan pilihan Nabi, dia yang diminta oleh Nabi berada di dekatnya dalam setiap kesempatan. Dia yang menangis ketika Nabi mengatakan: "Seorang hamba oleh Allah disuruh memilih tinggal di dunia ini atau di sisi-Nya, maka ia akan memilih di sisi Allah," dan dia pula yang mengatakan ketika mendengar kata-kata itu dengan air mata yang sudah tak tertahankan:
"Kami akan menebus Tuan dengan jiwa kami dan anak-anak kami."
Tetapi keterharuannya dengan berpulangnya Rasulullah itu tidak sampai membuatnya kebingungan seperti yang terjadi pada Umar. Begitu ia yakin bahwa Rasulullah sudah berpulang, ia keluar dan berpidato di depan orang banyak seperti sudah kita baca tadi.