Mereka yang mendakwakan diri nabi itu menyadari posisi mereka terhadap Rasulullah. Di antara mereka tak ada yang memberontak seperti yang dilakukan oleh Aswad al-Ansi. Konon ia mendakwakan diri nabi lalu tampil dan terbunuh ketika Nabi masih ada. Tetapi sebagian scjarawan ada yang menyebutkan bahwa ia mengambil cara seperti kedua rekannya itu, menunggu sampai Rasulullah wafat, kemudian baru mereka mcmberontak melawan Islam. Dalam buku Tdrikh-nya. al-Ya'qubi menuturkan: "Aswad bin Inza al-Ansi sudah mendakwakan dirinya nabi sejak masa Rasulullah. Setelah Abu Bakr dilantik ia muncul dan mendapat pengikut beberapa orang. Ia dibunuh oleh Qais bin Maksyuh al-Muradi dan Fairuz ad-Dailami yang memasuki rumahnya dan mendapatkannya sedang mabuk lalu dibunuh."
Mengutip salah satu sumber at-Tabari mengatakan: "Perang pembangkangan pertama setelah Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam wafat ialah perang yang dilancarkan oleh Ansi, dan perang Ansi itu terjadi di Yaman."
Pada akhir hayat Nabi Semenanjung itu memang belum tenteram. Belum semua kcadaan sudah stabil di bawah satu panji dan dalam satu agama. Di bawah tanah masih tersimpan bibit-bibit fitnah dan pembangkangan. Tanda-tanda pergolakan di bagian timur laut dan di selatan seluruhnya masih menyala dan tidak akan dapat dipadamkan tanpa adanya kekuatan rohani yang kemudian dilimpahkan Allah kepada Rasul Nya dan ternyata membawa kemenangan. Bahkan kemenangan ini pun belum dapat membungkam Musailimah dan Aswad al-Ansi dari usaha-usahamendakwakan diri nabi di kalangan masyarakatnya itu. Maksud mereka supaya di kalangan Banu Hanifah dan di Yaman serta kelompokkelompok Arab yang lain ada juga .nabinya, seperti di kalangan Kuraisy.
Kalau tidak karena kcarifan Rasulullah serta pandangannya yang jauh dan tepat serta karunia Allah kcpadanya dan kepada Islam, niscaya api fitnah itu akan terus berkobar dan apinya akan membakar habis orang-orang itu semua, sementara ia masih hidup.
Di sadur dari buku : Abu Bakar