Ancaman Kepunahan Gajah

Isu kepunahan gajah terus menghantui, bukan hanya isu hal ini sudah menjadi realita dan masalah tingkat global. Berkurangnya populasi gajah di seluruh dunia di akibatkan beberapa faktor besar. Foto-foto bangkai gajah sisa-sisa pembantaian gajah sudah tersebar luas di dunia maya. Pembantaian ini berujung pada satu bagian tubuh pada gajah yang sangat berharga yaitu gading.

Di benua Afrika seperti kongo, Zimbabwe dan Kenya perburuan liar gajah masih sering terjadi tercatat dalam kurun waktu setahun pada tahun 2011, sekitar 2500 ekor gajah terbantai maraknya perburuan liar gajah ini di picu oleh penjualan gading di negeri tiongkok. Gading-gading tersebut di jadikan prabotan penghias ruangan dan cindera mata. Perabotan dari Gading bisa menjadi suatu Ikon tersendiri bagi penggunanya.

Gading telah menjadi simbol barang mewah, harga 1 ponds atau 1/2 kilo gading bisa mencapai US $900 dipasar dunia atau setara dengan 10 juta rupiah.

Tidak hanya di benua Afrika saja ternyata pembantaian gajah ini juga terjadi di pulau sumatera tepatnya di indonesia. Pulau sumatera adalah tempat habitat gajah sumatera elephasmaximus. Di indonesia pembunuhan terhadap makhluk ciptaan Allah ini tergolong tinggi, selama kurun waktu 6 bulan muali dari januari - juni 2012, telah terjadi pembunuhan 10 ekor gajah sumatera di wilayah taman nasional tesomilo. Padahal taman ini adalah habitat satwa yang di lindungi. gajah-gajah ini mati akibat di racun bahkan dari investigasi bangkainya adapula yang mati akibat di tembak senapan api.

Selain isu harga gading yang mahal sebagai pemicu penyempitan lahan untuk habitat gajah merupakan faktor lain akbiat kepunahan hewan ini. Seekor kelompok gajah bisa memiliki wilayah seluas 100 meter persegi, maka tak heran bila kita sering menemukan kasus gajah memasuki pemukiman warga apabila notabenenya lingkungan tersebut adalah lingkungan baru seperti lahan hutan yang di jadikan perkebunan oleh warga.

Dalam mengarungi wilayahnya seekor gajah dapat menempuh waktu sekitar 7 tahun. Bila tahun pertama wilayah tersebut sebatas hutan belantara, mungkin pada tahun berikutnya wilayah tersebut sudah menjadi pemukiman warga atau alih fungsi hutan sebagai ladang hal ini di karenakan lonjakan penduduk yang terus meningkat ketidak tahuan warga akan keberadaan dan siklus hewan ini menjadi pemicu kerusakan alam. Dengan menganggap gajah sebagai hama atau perusak ladang adalah suatu kesalahan besar. Hal ini yang mengakibatkan banyaknya kasus pembunuhan gajah dengan cara di racun oleh warga sekitar.

Penertiban status gajah sebagai satwa yang di lindungi masih tergolong rendah bahkan bisa di anggap bukan suatu hal yang besar. Tercatat dari tahun 2004 hingga tahun 2012 sudah ada 90 kasus kematian gajah di tanah sumatera, tetapi hanya satu kasus saja yang masuk proses hukum pada tahun 2005.

Sumber : Khazanah Trans7