Kepemimpinannya Adalah Penaklukan, Hijrahnya Adalah Kemenangan, Keteladanannya Adalah Rahmat, Download Gratis Film Umar Bin Khattab 30 Episode di sini http://omar.collectionfree.com

Kekuatan Musailimah dan sebab-sebabnya

0 comments

Sebaliknya Musailimah, dia dan pengikut-pengikutnya di Yamamah, tak mau mengakui Muhammad sebagai Rasulullah atas mereka. Sebagaimana Kuraisy, mereka juga berhak punya nabi dan rasul sendiri. Jumlah prajurit-prajurit pemberani di kalangan mereka lebih banyak daripada di kalangan Kuraisy. Di samping itu kelompok mereka merupakan satu kesatuan, tak ada perselisihan dan persaingan yang akan membuat mereka jadi lemah. Juga dalam kepercayaan dan macamnya kelompok, di kalangan mereka tak terdapat perbedaan seperti pada orang-orang Yaman. Dalam keadaan serupa itu, sudah tentu mereka dapat menggalang kekuatan besar, yang harus benar-benar diperhitungkan oleh Abu Bakr.

Bukan faktor ini saja yang meminta perhatian Abu Bakr untuk sedapat mungkin memperkuat pasukan ke Yamamah. Ketika mulai membentuk brigade kesebelas untuk menumpas kaum murtad, dia tidak memperhitungkan Musailimah dan Banu Hanifah sejauh itu. Karenanya, yang ditugaskan ke sana Ikrimah bin Abi Jahl, kemudian menyusul Syurahbil bin Hasanah untuk membantunya. Ikrimah pun berangkat ke Yamamah tanpa merasa perlu menunggu Syurahbil, melainkan langsung menghadapi Musailimah dengan harapan dialah yang akan mendapat kebanggaan atas kemenangan itu nanti. Ikrimah memang seorang pahlawan berpengalaman dan penunggang kuda yang cukup agresif. Dalam brigadenya itu terhimpun pahlawan-pahlawan pemberani yang pernah bertempur mati-matian dalam perang. Sungguhpun begitu, baik Ikrimah maupun brigadenya tak dapat bertahan menghadapi Musailimah. Bahkan mereka yang hancur. Begitu berat bencana yang menimpa mereka sehingga dalam perjalanan itu Syurahbil berhenti di tempat ia menerima berita yang sangat menyedihkan itu.

Ikrimah menulis laporan kepada Abu Bakr mengenai musibah yang dialaminya dan dialami pasukannya itu. Abu Bakr marah sekali dan membalasnya dengan mengatakan:
"Hai anak Umm Ikrimah! Aku tak ingin melihatmu dan engkau pun jangan melihatku. Janganlah engkau kembali; karena akan membuat orang berkecil hati. Teruskanlah perjalanan ke Hudaifah dan Arfajah dan hadapilah Oman (Umman) dan Mahrah. Kemudian berangkatlah engkau dan pasukanmu, bebaskanlah semua orang dari gangguan sampai engkau bertemu dengan Muhaj ir bin Abi Umayyah di Yaman dan Hadramaut."

Rasanya tak perlu lagi saya menjelaskan betapa besarnya kemarahan yang tersimpul dalam surat itu. Cukup kita lihat saja kata-kata pembukaannya:
"Hai anak Umm Ikrimah!"1 Nada ungkapan ini mengandung ejekan dan sangat merendahkan sekali.

Di sadur dari buku : Abu Bakar
Share this article :
 
TEMPLATE ASWAJA| Umar Bin Khattab - All Rights Reserved