Pasukan Musailimah di Aqraba'
Musailimah sudah mengerahkan pasukannya di Aqraba' di pinggiran Yamamah, dan segala harta kekayaan di tempatkan di belakangnya.
Pasukan ini terdiri dari empat puluh ribu orang prajurit ada yang menyebutkan enam puluh ribu. Di kalangan Arab jumlah tentara sebesar itu jarang terdengar. Khalid datang keesokan harinya setelah Mujja'ah disandera. Pasukan yang sudah siap tempur itu dibariskannya di hadapan pasukan Musailimah. Kedua angkatan perang itu sekarang saling memasang mata untuk menggempur. Masing-masing memperkirakan
nasibnya tergantung pada peristiwa hari ini. Dalam membuat perkiraan itu keduanya memang tidak berlebihan. Peristiwa Yamamah itu adalah detik-detik yang sangat menentukan dalam sejarah Islam,
begitu juga dalam sejarah Arab.
Peristiwa yang menentukan dalam sejarah Islam
Kekuatan Musailimah adalah kekuatan murtad dan pembangkangan yang gigih dan jelas sekali dalam menentang kenabian Muhammad yang bukan hanya untuk Kuraisy, tetapi juga untuk segenap umat manusia.
Kekuatan ini menjadi pusat perhatian, dari Yaman, Oman, Mahrah, Bahrain, Hadramaut sampai ke semua daerah selatan Semenanjung, menyusur turun dari Mekah, Ta'if sampai ke Teluk Aden. Kemudian Persia pun mengarahkan perhatiannya ke sana. Pasukan Musailimah itu sangat percaya kepadanya dan bersedia mati untuk itu. Ditambah lagi dengan adanya permusuhan lama antara Hijaz dengan selatan Semenanjung.
Pasukan Muslimin merupakan inti kekuatan yang melindungi dan membela agama Allah serta ajarannya. Untuk itu Khalid-lah panglimanya yang terbesar, yang pernah dikenal sejarah pada masanya.
Di antara mereka itu terdapat sahabat-sahabat yang hafal Qur'an.
Mereka datang dengan jantung yang penuh iman, bahwa berjuang di jalan Allah dan mempertahankan agama-Nya yang hak adalah kewajiban pertama bagi orang beriman, merupakan fardu ain bagi setiap orang
yang mengerti. Kalau sudah begitu, tentu tak ada jalan lain. Pertempuran dahsyat pasti terjadi. Inilah yang akan menjadi teladan, betapa b'esar dan hebatnya kekuatan iman itu.
Di sadur dari buku : Abu Bakar