Pemuda ini selalu tampil bersahaja tenang dan berprilaku memikat, selalu berpikir jernih setiap menghadapi masalah yang paling rumit sekalipun. Tak mudah terpengaruh terhadap provokasi apapun yang ada di sekitarnya. DIa sanggup mempertaruhkan segalanya bahkan nyawanya demi kebersamaan dan persatuan umat serta kepentingan agamanya. Pribadi luhur yang di tanamkan oleh keluarga yang paling mulia inilah yang kelak mengantarkan kaum muslimin mencapai kejayaannya. Dialah Hasan Bin Ali.
Lahir di Madinah Al Munawaroh tahun ke 3 Hijriyah dari pasangan mulia ALi Bin Abi Thalib dari putri tercinta Rasulullah SAW, Fatimah ra. Kelahiran yang tidak hanya membanggakan kedua orang tuanya tapi juga benar-benar membawa kehangatan yang tak terkira di hati sang kakek Muhammad Rasulullah SAW. Sambutan Rasulullah SAW terhadap cucunya bahkan menjadi catatan tersendiri dalam sejarah islam.
Sebagai cucu pertama Rasulullah SAW, Hasan tumbuh dan berkembang dengan nilai-nilai agama yang luhur, tak pernah tercemar dengan kepentingan dunia. Ia selalu menjadi pelipur bagi Rasulullah SAW, Maka kehangatan dan sentuhan Rasulullah SAW, selalu menyertainya dimasa pertumbuhan. DIbalik kasih sayangnya yang begitu mendalam Rasulullah SAW tetap tegas menyikapi cucunya jika berlaku salah sekalipun masih kecil.
Kebersamaan Hasan bin ALi dengan kakeknya Rasulullah SAW, tak berlangsung lama. Tujuh tahun kemudian pada tanggal 12 rabiulawal tahun 11 Hijriyah, Rasulullah SAW wafat sekaligus mengakhiri tugas kenabiannya. Inilah masa yang paling menyedihkan bagi kaum Muslimin, Hasan bin Ali seakan kehilangan induknya, Namun didikan kedua orang tuanya dan sentuhan Langsung tangan Rasulullah SAW membuat dirinya tetap tegar. Inilah ketetapan ALLAH SWT kepada seluruh manusia sekalipun seorang Nabi.
Tanpa Rasulullah SAW hasan kemudian di besarkan kedua orangtuanya,ketegasan dan kelembutan sang ibu dan jiwa kesatria serta kedalaman ilmu sang ayah mengalir dalam darah hasan. Dengan kebersihan jiwanya dan kejernihan pikirannya, hasan kecil mengamati peristiwa di masa khalifah Abu Bakar As SIdik yang berhasil menyatukan kembali kaum muslimin dari perpecahan akibat gerakan kaum murtad. Hasan juga terus belajar dari peristiwa-peristiwa di zaman KHalifah Umar Bin Khattab. Masa pembebasan islam atas negeri-negeri Romawi dan persia.
Pelajaran-pelajaran inilah yang mendorong dirinya menjadi seorang mujahid yang tangguh, Hasan bin Ali semakin tertempa oleh zaman. Hingga akhirnya sebuah peristiwa yang mengoyak tubuh kaum muslimin terjadi di zaman ke Khalifahan Usman bin Affan. Pemberontakan terhadap khalifah Usman yang di picu meluasnya api fitnah menjadikah Hasan bertindak. Atas perintah Ali Bin Abi Thalib, hasan dan adiknya di perintahkan menjaga Rumah Usman bin Affan. Demikian pula Pemuda-pemuda lain putra sahabat Rasulullah SAW.
Maka ketika aksi para pemberontak tidak lagi bisa di bendung terjadilah kekacauan di madinah. Hasan dan sahabat lainnya tak mampu menahan kawanan pemberontak yang menerobos rumah usman dan membunuh sang khalifah. Hasan tak kuasanya menyembunyikan penyesalannya, sang ayah Ali Bin Abi Thalib sempat murka terhadap dirinya karena tak mampu menjaga sang Khalifah. Peristiwa demi peristiwa terjadi di depan mata hasan hingga akhirnya kaum muslimin membaiat sang ayah Ali Bin Abi Thalib sebagai Khalifah.
Situasi madinah yang tak lagi kondusif membuat sang ayah memindahkan pusat pemerintahan ke kota kuffah. Di kota kuffah kaum muslimin kembali bersilang pendapat tentang peristiwa pembunuhan Usman Bin Affan. Perselisihan terjadi antara Ali Bin Abi Thalib dan Muawiyah bin ABi Sofyan. Selisih pendapat yang semakin meruncit di manfaatkan oleh para penebar fitnah. Perang sifin dan perang jamal pun terjadi, peristiwa yang sangat di sesali oleh sahabat Rasulullah SAW. Khalifah ALi Bin ABi Thalib bahkan menumpahkan penyesalan itu pada putra tercintanya Hasan.
Berbagai peristiwa terus terjadi, sejarah mencatat inilah masa paling sulit bagi kaum muslimin. Hingga akhirnya Ali Bin ABi Thalib terbunuh di tangan kaum Khawarij pada saat melaksanakn Shalat. Hasan bin Ali langsung mengendalikan situasi, dan atas perintah sang ayah langsung menjadi imam Shalat. Inilah peran awal di garda terdepan umat bagi hasan bin Ali. Menjelang wafat ali memberikan wasiat kepada anak-anaknya. Kaum muslimin pun membaiat hasan bin Ali sebagai Khalifah. Hasan mulai menata untuk memulihkan situasi yang di hadapi kaum muslimin. Namun perselisihan dengan Muawiyah tak pernah menemukan titik temu.
Hasan pun berpikir keras situasi semacam ini sama sekali tidak menguntungkan kaum muslimin bahkan bisa menjerumuskan kaum muslimin ke dalam lubang perpecahan yang semakin mendalam. Melihat situasi syam yang semakin stabil. Hasan mengambil langkah yang radikal persatuan umat ini lebih penting dari segalanya. Ia mendatangi muawiyah untuk berunding, Hasan kemudian menyerahkan kepemimpinan muslimin kepada Muawiyah di damaskus setelah 6 bulan menjadi khalifah.
Dengan begitu masa ke khalifahan hasan bin ali menggenapi masa Khulafaurosidin yang di sebut Rasulullah SAW selama 30 tahun. Langkah besar Hasan bin ALi menyerahkan kepemimpinan menjadi awal bagi persatuan umat. inilah masa yang di catat sejarah islam sebagai masa Ammul jamaah atau tahun persatuan. Hal ini sekaligus sebagai bukti kebenaran dan kenabian Rasulullah SAW yang menyebut sang cucu tercinta ini kelak akan menjadi pemersatu Umat.
Hasan bin ALi Kemudian menetap di kota madinah hingga wafatnya di usia 46 tahun. Langkah awal Hasan bin Ali menjadi benar-benar tonggak penyebaran islam hinggak Eropa, Asia dan Afrika.
Lahir di Madinah Al Munawaroh tahun ke 3 Hijriyah dari pasangan mulia ALi Bin Abi Thalib dari putri tercinta Rasulullah SAW, Fatimah ra. Kelahiran yang tidak hanya membanggakan kedua orang tuanya tapi juga benar-benar membawa kehangatan yang tak terkira di hati sang kakek Muhammad Rasulullah SAW. Sambutan Rasulullah SAW terhadap cucunya bahkan menjadi catatan tersendiri dalam sejarah islam.
Sebagai cucu pertama Rasulullah SAW, Hasan tumbuh dan berkembang dengan nilai-nilai agama yang luhur, tak pernah tercemar dengan kepentingan dunia. Ia selalu menjadi pelipur bagi Rasulullah SAW, Maka kehangatan dan sentuhan Rasulullah SAW, selalu menyertainya dimasa pertumbuhan. DIbalik kasih sayangnya yang begitu mendalam Rasulullah SAW tetap tegas menyikapi cucunya jika berlaku salah sekalipun masih kecil.
Kebersamaan Hasan bin ALi dengan kakeknya Rasulullah SAW, tak berlangsung lama. Tujuh tahun kemudian pada tanggal 12 rabiulawal tahun 11 Hijriyah, Rasulullah SAW wafat sekaligus mengakhiri tugas kenabiannya. Inilah masa yang paling menyedihkan bagi kaum Muslimin, Hasan bin Ali seakan kehilangan induknya, Namun didikan kedua orang tuanya dan sentuhan Langsung tangan Rasulullah SAW membuat dirinya tetap tegar. Inilah ketetapan ALLAH SWT kepada seluruh manusia sekalipun seorang Nabi.
Tanpa Rasulullah SAW hasan kemudian di besarkan kedua orangtuanya,ketegasan dan kelembutan sang ibu dan jiwa kesatria serta kedalaman ilmu sang ayah mengalir dalam darah hasan. Dengan kebersihan jiwanya dan kejernihan pikirannya, hasan kecil mengamati peristiwa di masa khalifah Abu Bakar As SIdik yang berhasil menyatukan kembali kaum muslimin dari perpecahan akibat gerakan kaum murtad. Hasan juga terus belajar dari peristiwa-peristiwa di zaman KHalifah Umar Bin Khattab. Masa pembebasan islam atas negeri-negeri Romawi dan persia.
Pelajaran-pelajaran inilah yang mendorong dirinya menjadi seorang mujahid yang tangguh, Hasan bin Ali semakin tertempa oleh zaman. Hingga akhirnya sebuah peristiwa yang mengoyak tubuh kaum muslimin terjadi di zaman ke Khalifahan Usman bin Affan. Pemberontakan terhadap khalifah Usman yang di picu meluasnya api fitnah menjadikah Hasan bertindak. Atas perintah Ali Bin Abi Thalib, hasan dan adiknya di perintahkan menjaga Rumah Usman bin Affan. Demikian pula Pemuda-pemuda lain putra sahabat Rasulullah SAW.
Maka ketika aksi para pemberontak tidak lagi bisa di bendung terjadilah kekacauan di madinah. Hasan dan sahabat lainnya tak mampu menahan kawanan pemberontak yang menerobos rumah usman dan membunuh sang khalifah. Hasan tak kuasanya menyembunyikan penyesalannya, sang ayah Ali Bin Abi Thalib sempat murka terhadap dirinya karena tak mampu menjaga sang Khalifah. Peristiwa demi peristiwa terjadi di depan mata hasan hingga akhirnya kaum muslimin membaiat sang ayah Ali Bin Abi Thalib sebagai Khalifah.
Situasi madinah yang tak lagi kondusif membuat sang ayah memindahkan pusat pemerintahan ke kota kuffah. Di kota kuffah kaum muslimin kembali bersilang pendapat tentang peristiwa pembunuhan Usman Bin Affan. Perselisihan terjadi antara Ali Bin Abi Thalib dan Muawiyah bin ABi Sofyan. Selisih pendapat yang semakin meruncit di manfaatkan oleh para penebar fitnah. Perang sifin dan perang jamal pun terjadi, peristiwa yang sangat di sesali oleh sahabat Rasulullah SAW. Khalifah ALi Bin ABi Thalib bahkan menumpahkan penyesalan itu pada putra tercintanya Hasan.
Berbagai peristiwa terus terjadi, sejarah mencatat inilah masa paling sulit bagi kaum muslimin. Hingga akhirnya Ali Bin ABi Thalib terbunuh di tangan kaum Khawarij pada saat melaksanakn Shalat. Hasan bin Ali langsung mengendalikan situasi, dan atas perintah sang ayah langsung menjadi imam Shalat. Inilah peran awal di garda terdepan umat bagi hasan bin Ali. Menjelang wafat ali memberikan wasiat kepada anak-anaknya. Kaum muslimin pun membaiat hasan bin Ali sebagai Khalifah. Hasan mulai menata untuk memulihkan situasi yang di hadapi kaum muslimin. Namun perselisihan dengan Muawiyah tak pernah menemukan titik temu.
Hasan pun berpikir keras situasi semacam ini sama sekali tidak menguntungkan kaum muslimin bahkan bisa menjerumuskan kaum muslimin ke dalam lubang perpecahan yang semakin mendalam. Melihat situasi syam yang semakin stabil. Hasan mengambil langkah yang radikal persatuan umat ini lebih penting dari segalanya. Ia mendatangi muawiyah untuk berunding, Hasan kemudian menyerahkan kepemimpinan muslimin kepada Muawiyah di damaskus setelah 6 bulan menjadi khalifah.
Dengan begitu masa ke khalifahan hasan bin ali menggenapi masa Khulafaurosidin yang di sebut Rasulullah SAW selama 30 tahun. Langkah besar Hasan bin ALi menyerahkan kepemimpinan menjadi awal bagi persatuan umat. inilah masa yang di catat sejarah islam sebagai masa Ammul jamaah atau tahun persatuan. Hal ini sekaligus sebagai bukti kebenaran dan kenabian Rasulullah SAW yang menyebut sang cucu tercinta ini kelak akan menjadi pemersatu Umat.
Hasan bin ALi Kemudian menetap di kota madinah hingga wafatnya di usia 46 tahun. Langkah awal Hasan bin Ali menjadi benar-benar tonggak penyebaran islam hinggak Eropa, Asia dan Afrika.
Jika anda kesulitan download atau ingin koleksi semua video khalifah trans 7 di atas silahkan hubungi kami di no Hp 087-839-793530 Inysa Allah Kami bantu kirimkan dalam bentuk DVD ke alamat sahabat online. Total 50 episode.
Khalifah Trans 7
Post a Comment