M U H A M M A D Iqbal adalah seorang filosof (pemikir) Islam terkemuka abad ke-20. Meskipun tak sama sekali lepas dari kritik, pemikiran-pemikirannya yang cukup revolusioner masih memberikan pengaruh besar bahkan sampai sekarang. Ia dilahirkan di Sialkot, Punjab, 22 Februari 1873, dari keluarga yang nenek moyangnya berasal dari Lembah Kashmir. Selesai dari Sekolah Dasar di Sialkot, ia melanjutkan pelajarannya ke Lahore pada 1895. Selama di Sialkot, ia beruntung beroleh seorang guru seperti Maulana Mir Hasan, seorang ulama besar, kawan ayahnya. Guru inilah yang sangat berkesan dalam hati Iqbal dan yang telah turut membentuk jiwanya dengan ajaranajaran agama. Iqbal mengakui sangat berutang budi kepada ulama besar ini, yang dilukiskannya pula dalam sebuah sajak:
“Napasnya mengembangkan kuntum hasratku menjadi bunga.”
Ia sudah menggubah sajak-sajak semasa masih sekolah di Sialkot itu. Sajak-sajak itu begitu mengesankan gurunya. Pada 1905, atas saran gurunya, Sir Thomas Arnold, Iqbal kemudian melanjutkan studinya ke Eropa, yang kemudian berhasil mencapai gelar kesarjanaan di bidang hukum pada Universitas Cambridge di Inggris dan meraih gelar doktor dalam filsafat modern pada Universitas Munich di Jerman dengan disertasi Perkembangan Metafisika di Persia (The Development of Metaphysics in persia).
Di Inggris, ia pernah menjabat sebagai Guru Besar Bahasa dan Sastra Arab pada Universitas London selama enam bulan.
Di samping itu, ia sering memberikan ceramah-ceramah Islam. Ceramahnya di Caxton Hall, yang pertama kali diadakan, kemudian disiarkan oleh surat kabar-surat kabar terkemuka di Inggris.
Pada Agustus 1908, Iqbal kembali ke tanah air dan memimpin Government College di Lahore dan mengajar filsafat dan sastra Inggris.
Iqbal menghasilkan karya dalam beberapa bahasa. Yang berupa prosa ditulisnya dalam bahasa Inggris, sedang puisi dalam bahasa Urdu dan Persia. Antologi-antologi dan buku-buku Iqbal meliputi: Asrar-i Khudi, Rumuz-i Bekhudi, Payami Mashriq, Zabur-i Ajam, Javid Nama, Musâfir, Bal-i-Jibra’il, Pas chai bayad kard, Darb-i-Kalim, Armughan-i-Hijaz. Yang berupa prosa di antaranya: ‘Ilm Al-Iqtishâd, The Development of Metaphysics in Persia, The Reconstruction of Religious Thought in Islam, Letters of Iqbal to Jinnah, dan Speeches and Statements of Iqbal. Masih banyak lagi tulisan Iqbal yang tersebar dalam beberapa majalah, di samping sajak-sajak pendeknya.
Pada 1927, Iqbal terpilih menjadi anggota Majelis Legislatif Punjab dan telah pula memberikan sumbangan-sumbangan pikiran yang penting. Di samping itu, Iqbal adalah ahli pendidikan dan sejak 1908 hingga 1937 menjadi pengacara.
Sebagai ahli pendidikan, Iqbal selama beberapa tahun berkecimpung dalam Departemen Pendidikan Punjab. Juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Orient Studies dan Ketua Departemen Studi-Studi Filsafat. Selama beberapa tahun pula ia aktif dalam Islamic College di Lahore.
Pada 1922, ia dianugerahi gelar Sir oleh pemerintah Inggris. Universitas Tokyo, sebuah universitas tertua di Jepang, beberapa waktu berselang telah menganugerahkan gelar doktor anumerta dalam sastra untuk Iqbal.
Iqbal meninggal dunia pada 21 April 1938 di Kota Lahore.
Sumber :
Buku : Buat apa shalat
Dr. Haidar Bagir
Post a Comment