Umar mengikuti perkembangan dari jauh
Dalam suratnya Sa'd melukiskan negeri-negeri serta letak Kadisiah dari Atiq — salah satu anak sungai Furat — dan Khandaq Shapur. Dilukiskan juga dataran Kadisiah yang hijau, yang membentang panjang ke Hirah, terletak di antara dua jalan yang salah satunya di antara Khawarnaq dengan Hirah, jalan mendaki dan yang sebuah lagi menuju ke Walajah dalam genangan air yang melimpah. Kemudian disebutkan juga bahwa penduduk Sawad yang dulu sudah mengadakan perdamaian dengan pasukan Muslimin sekarang membelot, bergabung dan membantu pihak Persia. Atas surat itu Umar membalas: "Surat Anda sudah saya terima dan mengerti. Tetaplah di tempat Anda sampai Allah nanti menceraiberaikan musuh. Ketahuilah bahwa sesudah itu akibatnya akan dirasakan. Jika Allah mengaruniakan Anda sampai mereka mundur, janganlah Anda menjauhi mereka sebelum Anda dapat menyerbu mereka di Mada'in, karena di situlah nanti kehancuran mereka, insya Allah. Saya sudah yakin bahwa kalian akan dapat mengalahkan mereka, maka janganlah ragu mengenai hal ini." kemudian ia mendoakan Sa'd dan pasukan Muslimin umumnya.
Surat-menyurat antara Umar dengan Sa'd ini membuktikan betapa besarnya perhatian Umar terhadap Irak. la mengikuti berita-berita pasukan itu dengan sangat saksama serta perhatiannya seolah dia sendiri yang menjadi komandan memimpin pasukan yang sudah siap tempur.
Dia yang mengarahkan panglimanya dan mengikuti setiap gerak geriknya. Begitu juga halnya dengan pasukan Muslimin di Syam. Dia menulis kepada Abu Ubaidah bin Jarrah sama seperti yang ditulisnya kepada Sa'd bin Abi Waqqas. la mengikuti perjalanan para panglima serta pasukannya itu dengan pikirannya, bahkan dengan hati dan segenap raganya; seolah ia hadir dan berjalan bersama mereka, ikut menjaga mereka dari bahaya musuh, ikut bersama-sama dalam suka dan duka, sangat mengharapkan sekali akan kemenangan mereka. Dan untuk mencapai kemenangan ini ia mengumumkan seruan demi seruan di segenap penjuru Semenanjung Arab, mengajak mereka yang mampu berperang lalu mengarahkan mereka ke Irak atau ke Syam. Soalnya, karena ia yakin sekali bahwa kalau Mada'in tidak dibebaskan, termasuk Irak keseluruhannya, begitu juga Hims dan Antakiah tidak dibebaskan, termasuk seluruh Syam, maka tanah Arab akan terus-menerus berada
dalam ancaman dua ekor singa — Persia dan Rumawi. Ancaman terhadap negeri-negeri Arab berarti ancaman terhadap agama yang baru tumbuh ini. Melindungi agama ini dan kebebasan berdakwah merupakan fardu ain bagi setiap Muslim, terutama sekali bagi Amirulmukminin, dan kemudian bagi setiap Muslim. Untuk melindunginya, cakar kedua singa itu harus dipangkas, dan mengikis setiap kekuatan yang mengancam Semenanjung itu.
Penulis :Muhammad Husain Haekal