Yazdigird bertukar pikiran dengan Panglima Besarnya, Rustum
Sebenarnya mereka tidak lengah. Yazdigird sudah mengirim surat kepada Rustum bin Farrakhzad mengatakan: "Anda seorang kesatria masa sekarang. Saya ingin mengirim Anda untuk memerangi orang-orang Arab itu." Rustum membalas: "Biarlah hamba di Mada'in. Mudah-mudahan kerajaan mendukung hamba kalau tidak di medan perang, dan cukuplah dengan Tuhan. Muslihat kita sudah mengenai sasaran. Pandangan yang tepat dalam perang lebih berguna daripada kemenangan.
Perlahan-lahan lebih baik daripada tergesa-gesa, memerangi pasukan demi pasukan akan terasa lebih berat buat musuh kita. Orang-orang Arab itu masih akan mengancam kita Persia sebelum dihancurkan lewat tangan hamba ini." Melihat balasan Rustum itu Yazdigird berunding dengan para pembesarnya. Ia kebingungan setelah mendengar segala tindakan orang-orang Arab itu dan apa yang mereka lakukan terhadap putri marzabdn serta serangan mereka ke Irak. Diulanginya lagi katakatanya kepada Rustum tadi. Tetapi Rustum juga mengulangi kata katanya: "Terpaksa hamba mengenyampingkan pendapat itu dengan membanggakan diri hamba. Kalaupun harus begitu hamba tidak akan membicarakannya lagi. Saya berdoa untuk Baginda dan kerajaan Baginda.
Biarlah hamba tinggal di markas hamba dan mengirim Jalinus. Kalau dia mampu, itulah yang kita harapkan, kalau tidak kita kirim yang lain. Kalau sudah tak ada jalan lain kita harus sabar menghadapi mereka. Kita sudah membuat mereka dalam posisi yang lemah dan kepayahan sedang kita masih kuat, masih utuh. Harapan hamba masih pada pasukan berkuda selama hamba belum terkalahkan."
Setelah serangan-serangan Arab makin gencar terhadap daerah Sawad di hilir sampai ke hulu, dan kaum marzaban dan pejabatpejabat Persia melaporkan kepada Yazdigird, bahwa kalau mereka tidak ditolong terpaksa mereka akan tunduk di bawah perintah pasukan Muslimin, hilanglah segala keraguannya dan ia segera memerintahkan Rustum berangkat ke Sabat. Tetapi perjalanan ini diketahui oleh Sa'd.
Ia pun menulis surat kepada Umar dengan balasan seperti yang sudah kita sebutkan di atas, dan dimintanya ia mengirim utusan kepada penguasa Persia untuk mengajak mereka dan membahas masalah itu.