Menyerang Uzaib dan menuju Kadisiah
Sa'd bin Abi Waqqas masih di Uzaib tatkala sudah tak ada lagi pasukan Persia. Setelah itu ia mengirim pasukannya dalam upaya mengadakan serangkaian serangan ke sekitarnya untuk menanamkan rasa gentar di kalangan penduduk sambil membawa rampasan dan tawanan perang. Salah satu pasukan berkuda cepat ini berangkat malam hari menuju Hirah. Sesudah melewati Sailahin dan sudah menyeberangi jembatannya dalam perjalanan ke ibu kota Banu Lakhrn mereka mendengar ada suara-suara ribut. Mereka segera berkumpul dan membuat tempat persembunyian sambil mencari kejelasan. Sementara mereka dalam keadaan serupa itu tiba-tiba lalu pasukan berkuda didahului oleh putri seorang marzahdn (pembesar Persia) Hirah dalam iring-iringan membawa pengantin ke tempat penguasa daerah Sinnain, salah seorang bangsawan Persia. Setelah pasukan berkuda itu melalui tempat persembunyian tersebut pasukan Muslimin segera menyergap mereka yang mengelilingi pengantin perempuan itu. Mereka kucar-kacir berlarian.
Barang-barang bawaan mereka rampas, putri marzaban dan tiga puluh perempuan keluarga para pembesar serta seratus orang lagi pengikutnya berikut rampasan perang dalam jumlah besar dan berharga itu mereka bawa pulang dan diserahkan kepada Sa'd di Uzaib, yang kemudian dibagi-bagikannya kepada pasukan Muslimin.
Penduduk Irak sekarang dicekam rasa ketakutan. Mereka mati kutu dan pembangkangan mereka terhadap pasukan Muslimin mulai reda. Sa'd merasa tenang dengan keadaannya di Uzaib itu dan ia terus memperkuat diri. Banyak keluarga Arab yang dilepaskan, dan perempuan-perempuan itu dijaga oleh satu pasukan berkuda. Untuk itu ia menugaskan Galib bin Abdullah al-Laisi. Sesudah itu ia pergi ke Kadisiah dan berpangkal di benteng Qudais, sedang Zuhrah bin Hawiah di balik jembatan Atiq. Ia membagi-bagi pasukan, tiap kelompok di satu tempat tertentu. Ia tinggal di sana mengirimkan pasukan berkuda cepat untuk membawa bekal bahan makanan berupa kambing, sapi, gandum, tepung dan segala macam keperluan.
Sa'd tinggal di Kadisiah selama' sebulan. Kehidupan pasukan cukup makmur dengan makanan yang dibawa oleh pasukan berkuda cepat yang sudah menyebar sampai ke Hirah, Kaskar dan Anbar. Sa'd menulis kepada Umar melaporkan keadaan mereka. Barangkali dalam laporan ini ia melukiskan keadaan Kadisiah lebih terinci lagi. Ia me-nyebutkan bahwa Persia tidak mengutus orang kepada mereka dan tidak menyerahkan pimpinan tentaranya untuk memerangi mereka kepada siapa pun yang mereka ketahui. Hanya saja tak lama sesudah itu diketahuinya dari penduduk Hirah, bahwa Yazdigird telah menyerahkan pimpinan perang ke tangan Rustum bin Farrukhzad, dengan perintah untuk berangkat menghadapi pasukan Muslimin.
Sekali lagi ia kemudian menulis surat menyampaikan berita ini. Dalam balasannya Umar mengatakan: "Janganlah Anda berkecil hati karena berita yang Anda terima tentang mereka atau apa pun yang mereka bawa. Mintalah pertolongan kepada Allah dan bertawakallah kepada-Nya. Ajaklah orangorang yang arif dan tabah berdoa kepada-Nya. Dengan doa itu Allah akan membuat mereka lemah dan lumpuh. Buatlah laporan kepada saya setiap hari."
Mungkin kita heran bahwa pihak Persia begitu lamban tidak segera menghadapi Sa'd dan pasukannya, setelah mereka mengadakan pertemuan dengan Yazdigird dan siap membantunya untuk mengadakan pembalasan atas kekalahan pasukan mereka di Buwaib. Sa'd meninggalkan Medinah pada permulaan musim semi tahun itu. Kemudian ia tinggal selama beberapa bulan di Syaraf dan di Uzaib, dan lebih sebulan tinggal di Kadisiah sebelum ia mengetahui tentang perjalanan pasukan Persia untuk memeranginya. Jadi selama itu di mana pasukan Persia? Dan apa yang dilakukan Yazdigird selama bulan-bulan itu?