Al-Mu'tadhid Billah (892-902 M) dilahirkan pada 242 H. Ibunya
bernama Shawab. Dia dilantik sebagai khalifah ke-16 pada Rajab 279 H setelah
pemerintahan pamannya, Al-Mu'tamid.
Al-Mu'tadhid dikenal sebagai khalifah yang pemberani,
berwibawa berpenampilan menyeramkan, dan kaya ide. Jika marah kepada seorang
komandan perang, maka ia akan memerintahkan agar orang itu segera dimasukkan ke
dalam lubang dan ditutup dengan tanah. Dia juga dikenal sebagai politikus
ulung.
Al-Mu'tadhid adalah sosok yang gagah perkasa, keras
pendirian dan dikenal sebagai laki-laki sejati. Dia banyak terlibat dalam
peperangan. Keutamaan sikapnya dikenal banyak orang. Pada saat yang sama, ia
dikenal sebagai seorang lelaki berwibawa yang menjalankan semua urusan dengan
sangat baik.
Orang-orang sangat takut melakukan pelanggaran,
sehingga pada masa pemerintahannya berbagai gejolak bisa diredam. Masa
pemerintahannya dikenal aman dan baik. Dialah yang membebaskan cukai, menebarkan
keadilan dan menindak siapa saja yang berlaku zalim terhadap rakyat.
Al-Mu'tadhid juga disebut "As-Saffah II" karena
berhasil membangun kembali Dinasti Bani Abbasiyah dengan baik setelah sebelumnya
mengalami kehancuran dan kemunduran. Bahkan hampir saja dinasti ini hancur. Pada
saat terbunuhnya Al-Mutawakkil, dinasti ini mengalami guncangan yang sangat
keras.
Di awal tahun pemerintahannya, Al-Mu'tadhid melarang
tegas semua pedagang buku menjual buku-buku filsafat dan yang serupa dengannya.
Dia juga melarang para tukang tebak dan tukang ramal yang pandai menipu untuk
duduk-duduk di pinggir jalan.
Pada 282 H, Al-Mu'tadhid mengharamkan pesta Nairuz,
yaitu pesta api dan penuangan air ke ubun-ubun manusia, dan menghapuskan semua
perkara berbau Majusi. Al-Mu'tadhid meninggal pada 289 H.
Joesoef Sou'yb dalam karyanya Sejarah Daulah Abbasiyah
II menyebut masa pemerintahannya dengan, "Sairat Hazmin wa bathsyin ma'a hilmin,
(sejarah ketabahan dan keperkasaan berpadukan kedermawanan)."
Sumber: Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni