Saat islam datang melalui nabi Muhammad SAW. kaum Musyrik Quraisy secara terang-terangan melakukan Penolakan. Bahkan hingga Muslim Hijrah ke negeri Abasyiah Sekalipun. mereka tetap berupaya menyeret kembali ke mekkah agar kembali memeluk ajaran nenek moyang mereka. Strategi licik dan Kotor kemudian di tempuh kaum kafir QUraisy yang berusaha menyuap para penguasa Habasyiah agar mau memulangkan kaum Musilmin Ke Mekkah. Namun Upaya mereka gagal Karena di tolak Mentah-mentah Oleh Raja Habasyiah. Dialah Ashama Sang Raja Habasyiah.
Bagi masyarakat Habasyiah sebuah gabungan dari wilayah Sudan, Eritpia dan Ethupia. Majasyi adalah panggilan untuk seorang Raja. Nama asli sang Raja adalah Ashamah. Pada masa kepemimpinan Ashamah saat itulah Islam turun di Kota Mekkah. Sementara di kota mekkah tepatnya di tahun ke 4 kenabian, kaum QUraisy semakin kejam terhadap kaum muslimin. Mereka melakukan penyiksaan secara terbuka terutama pada kaum muslimin dan golongan terendah. Hingga tahun ke 5 Kenabian, keadaan kian memburuk. Umat musilm tak lagi mendapatkan ketenangan hidup di kotanya. Maka turunlah perintah hijrah pertama kepada kaum muslimin yakni ke kota Habasyiah.
Dengan berbekal keimanan berangkatlah kaum muslimin menyeberangi laut merah menuju Habasyiah. Sesampainya di Habasyiah mereka segera meminta izin sang Raja agar menetap di wilayahnya. Ternyata benar sang Raja memperlakukan Umat muslim dengan sangat baik meskipun dia beragama Nasrani. Hijrahnya Umat muslim ke Abasyiah membuat berang kaum QUraisy, mereka segera menyusun rencana agar dapat kembali memulangkan kaum muslimin ke kota mekkah. Maka di utuslah Amr bin Ash untuk menemuai sang Raja. Bersama Umar bin Walin, Amr bin Ash berangkat ke Habasyiah sambil membawa Upeti bagi sang Raja. Namun menjelang tiba di tujuan Umar Bin Walid kehilangan kewarasannya.
Hingga akhirnya Amr bin Ash mengahadap seorang diri menemui raja Ashama. Di sinilah dia mulai melancarkan aksi liciknya dengan menyuap sang Raja agar mau memulangkan Muslimin ke Mekkah. Tanpa di duga tawaran Amr bin Ash justru membuat Raja Marah. Ia lantas memanggil kaum muslimin untuk memberikan penjelasan. Jafar bin Abu Thalib yang menjadi juru bicara Kaum Muslimin, menjelaskan islam dan keadaan yang menimpa mereka kepada raja Ashama. Sang Raja pun memutuskan bahwa muslimin akan hidup aman di Negerinya. Tak puas dengan sikap Ashama, Amr bin Ash menghasut sang Raja.
Tapi lagi-lagi sang raja menunjukkan sikap Objektifnya, dia kembali memanggil sang jafar untuk mendapat informasi yang seimbang dari kedua belah pihak, penjelasan jafar sungguh mengejutkan sang Raja. Ia pun marah dan memerintahkan seluruh upeti dari AMr bin Ash di kembalikan. Tindakan sang Raja dalam melindungi kaum muslimin menuai kecurigaan para Penasihat Istana. Mereka curiga bahwa Raja yang memimpin mereka telah membelokkan kepercayaannya menjadi pengikut Muhammad SAW. Hingga terjadilah Konflik internal di kerajaan Habasyiah. Namun konflik tersebut berhasil di padamkan oleh Ashamah berkat sikapnya yang bijak selama menjadi Raja.
Sikap Agung Ashamah ia dapatkan dari didikan sang Ayah setelah melalui berbagai cobaan. Di hadapan Jafar Ashamah akhirnya memeluk islam meski keislamannya harus di rahasiakan. Pada masa hijrah di habasyiah, seorang muslimin mekkah yakni Ubaidillah bin Yashi keluar dari Agama Islam. Keputusannya tersebut serta merta membatalkan pernikahannya dengan sang istri yakni Ummu Habibah. Ummu Habibah yang harus kehilangan suaminya demi keislamannya, akhirnya mendapatkan kabar gembira. Rasulullah SAW memingan Ummu Habibah sebagai Ummu mukminin, dan Rasulullah SAW memilih Ashamah sebagai wali bagi dirinya. Di masa Hijrah ke 2 Kaum Muslimin Amr Bin Ash kembali mendatangi Raja Ashamah.
Kedatangannya sempat membuat sang Raja marah. Namun akhirnya di ketahui bahwa Amr bin Ash ingin mengabarkan keislamannya kepada Raja Habasyiah. 15 tahun lamanya Musilmin hidup damai di negeri habasyiah di bawah kepemimpinan Raja Ashamah, dan di tahun ke 7 Hijriyah saat muslimin meninggalkan kota Habasyiah menuju kota Rasulullah SAW, Madinah Al Munawarah.
Perpisahan ini meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi Ashamah dan muslimin. Jasa Ashamah sang Raja dari Negeri Habasyiah begitu besar bagi perkembangan Islam. Kebaikannya mendapat tempat tersendiri di Hati Rasulullah SAW. Tahun ke 9 Hijriyah Umat muslim mendapat kabar Wafatnya sang Raja. Rasulullah SAW pun mengajak Umat Muslim agar melaksanakn Shalat Gaib bagi Raja Ashamah. Sebuah syariat yang pertama kali di lakukan Oleh Rasulullah SAW.
Bagi masyarakat Habasyiah sebuah gabungan dari wilayah Sudan, Eritpia dan Ethupia. Majasyi adalah panggilan untuk seorang Raja. Nama asli sang Raja adalah Ashamah. Pada masa kepemimpinan Ashamah saat itulah Islam turun di Kota Mekkah. Sementara di kota mekkah tepatnya di tahun ke 4 kenabian, kaum QUraisy semakin kejam terhadap kaum muslimin. Mereka melakukan penyiksaan secara terbuka terutama pada kaum muslimin dan golongan terendah. Hingga tahun ke 5 Kenabian, keadaan kian memburuk. Umat musilm tak lagi mendapatkan ketenangan hidup di kotanya. Maka turunlah perintah hijrah pertama kepada kaum muslimin yakni ke kota Habasyiah.
Dengan berbekal keimanan berangkatlah kaum muslimin menyeberangi laut merah menuju Habasyiah. Sesampainya di Habasyiah mereka segera meminta izin sang Raja agar menetap di wilayahnya. Ternyata benar sang Raja memperlakukan Umat muslim dengan sangat baik meskipun dia beragama Nasrani. Hijrahnya Umat muslim ke Abasyiah membuat berang kaum QUraisy, mereka segera menyusun rencana agar dapat kembali memulangkan kaum muslimin ke kota mekkah. Maka di utuslah Amr bin Ash untuk menemuai sang Raja. Bersama Umar bin Walin, Amr bin Ash berangkat ke Habasyiah sambil membawa Upeti bagi sang Raja. Namun menjelang tiba di tujuan Umar Bin Walid kehilangan kewarasannya.
Hingga akhirnya Amr bin Ash mengahadap seorang diri menemui raja Ashama. Di sinilah dia mulai melancarkan aksi liciknya dengan menyuap sang Raja agar mau memulangkan Muslimin ke Mekkah. Tanpa di duga tawaran Amr bin Ash justru membuat Raja Marah. Ia lantas memanggil kaum muslimin untuk memberikan penjelasan. Jafar bin Abu Thalib yang menjadi juru bicara Kaum Muslimin, menjelaskan islam dan keadaan yang menimpa mereka kepada raja Ashama. Sang Raja pun memutuskan bahwa muslimin akan hidup aman di Negerinya. Tak puas dengan sikap Ashama, Amr bin Ash menghasut sang Raja.
Tapi lagi-lagi sang raja menunjukkan sikap Objektifnya, dia kembali memanggil sang jafar untuk mendapat informasi yang seimbang dari kedua belah pihak, penjelasan jafar sungguh mengejutkan sang Raja. Ia pun marah dan memerintahkan seluruh upeti dari AMr bin Ash di kembalikan. Tindakan sang Raja dalam melindungi kaum muslimin menuai kecurigaan para Penasihat Istana. Mereka curiga bahwa Raja yang memimpin mereka telah membelokkan kepercayaannya menjadi pengikut Muhammad SAW. Hingga terjadilah Konflik internal di kerajaan Habasyiah. Namun konflik tersebut berhasil di padamkan oleh Ashamah berkat sikapnya yang bijak selama menjadi Raja.
Sikap Agung Ashamah ia dapatkan dari didikan sang Ayah setelah melalui berbagai cobaan. Di hadapan Jafar Ashamah akhirnya memeluk islam meski keislamannya harus di rahasiakan. Pada masa hijrah di habasyiah, seorang muslimin mekkah yakni Ubaidillah bin Yashi keluar dari Agama Islam. Keputusannya tersebut serta merta membatalkan pernikahannya dengan sang istri yakni Ummu Habibah. Ummu Habibah yang harus kehilangan suaminya demi keislamannya, akhirnya mendapatkan kabar gembira. Rasulullah SAW memingan Ummu Habibah sebagai Ummu mukminin, dan Rasulullah SAW memilih Ashamah sebagai wali bagi dirinya. Di masa Hijrah ke 2 Kaum Muslimin Amr Bin Ash kembali mendatangi Raja Ashamah.
Kedatangannya sempat membuat sang Raja marah. Namun akhirnya di ketahui bahwa Amr bin Ash ingin mengabarkan keislamannya kepada Raja Habasyiah. 15 tahun lamanya Musilmin hidup damai di negeri habasyiah di bawah kepemimpinan Raja Ashamah, dan di tahun ke 7 Hijriyah saat muslimin meninggalkan kota Habasyiah menuju kota Rasulullah SAW, Madinah Al Munawarah.
Perpisahan ini meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi Ashamah dan muslimin. Jasa Ashamah sang Raja dari Negeri Habasyiah begitu besar bagi perkembangan Islam. Kebaikannya mendapat tempat tersendiri di Hati Rasulullah SAW. Tahun ke 9 Hijriyah Umat muslim mendapat kabar Wafatnya sang Raja. Rasulullah SAW pun mengajak Umat Muslim agar melaksanakn Shalat Gaib bagi Raja Ashamah. Sebuah syariat yang pertama kali di lakukan Oleh Rasulullah SAW.
Jika anda kesulitan download atau ingin koleksi semua video khalifah trans 7 di atas silahkan hubungi kami di no Hp 087-839-793530 Inysa Allah Kami bantu kirimkan dalam bentuk DVD ke alamat sahabat online. Total lebih dari 50 video.
Sumber : Khalifah Trans7
Post a Comment