I B N A L - Q A Y I M Al-Jawziyah adalah salah seorang ulama besar dalam sejarah Islam. Meski merupakan murid terdekat Ibn Taimiyah seorang kritikus terhadap sementara praktik yang terkait dengan sufisme Ibn Al-Qayim hidup dan memiliki pandangan-pandangan layaknya seorang sufi. Salah satu fokus-utama pemikirannya adalah berhubungan dengan penyucian hati.
Nama lengkap Ibn Al-Qayim adalah Muhammad ibn Abu Bakr ibn Ayub ibn Saad. Dia lahir pada 691 H/1292 M di suatu desa bernama Zar’ di wilayah Hawran, 90 km dari Damaskus, Suriah. Dia belajar hadis dari beberapa ulama besar, termasuk guru wanita bernama Fatimah binti Jawhar.
Di bidang ilmu fiqih, salah satu gurunya adalah Ibn Taimiyah. Ibn Al-Qayim pertama kali bertemu dengan gurunya ini ketika dia berumur 21 tahun dan gurunya berusia 72 tahun. Begitu dekatnya hubungan mereka sehingga keduanya pernah bersama-sama dipenjara. Bahkan Ibn Al-Qayim belum lagi
dilepas dari tahanan ketika gurunya ini meninggal dunia 16 tahun setelah pertemuan-pertama keduanya. Kelak Ibn Al- Qayim berperan amat besar dalam membukukan dan menyebarkan ajaran-ajaran Ibn Taimiyah.
Meski, seperti Ibn Taimiyah, dia mengikuti Mazhab Hanbali, pendapatnya tak selalu sejalan dengan mazhab ini. Terkadang dia memiliki pendapat yang sama sekali berbeda dengan pendapat mazhab mana pun.
Ibn Al-Qayim memiliki banyak sekali murid. Salah satunya, yang terkenal, adalah Ibn Rajab Al-Hanbali, yang memujanya dengan kata-kata berikut: “Dia adalah ulama yang amat saleh, yang biasa menghabiskan malam-malamnya untuk beribadah. Saya tak pernah melihat orang sepertinya, yang memiliki ilmu pengetahuan setinggi dia, khususnya dalam hal Al-Quran dan hadis serta makna-sejati iman.” Muridnya yang juga amat terkenal adalah Ibn Katsir, yang tentang gurunya ini mengatakan, “Dia adalah orang yang berakhlak mulia, sangat bersahabat, jauh dari hasad dan dengki. Dia tak juga pernah ber-ghîbah yakni berbicara buruk tentang orang lain di belakang orang tersebut.”
Ibn Al-Qayim wafat pada 751 H/1350 M, sebelum berusia genap 60 tahun. Dia dimakamkan di pemakaman Bab Al-Saghîr, dekat kuburan ayahnya. Karyanya berjumlah puluhan, sebagian berupa kumpulan tulisan. Karyanya yang berjudul Manâzil Al-Sâ’irîn (Persinggahan-Persinggahan para
Pelancong Spiritual) dianggap sebagai salah satu karya puncak di bidang tasawuf.
Sumber :
Buku : Buat apa shalat
Dr. Haidar Bagir
Post a Comment