Di kawasan itu ada seorang laki-laki bernama Nahar ar-Rajjal atau ar-Rahhal bin Unfuwah. Ia ke Medinah mengikuti Rasulullah. Ia belajar membaca Qur'an, mendalami hukum fikih dan menguasai ajaran-ajaran Islam, karena ia memang pandai dan cerdas. Oleh Rasulullah ia dikirim ke Yamamah untuk mengajarkan Islam di sana. Di antara mereka terdapat juga Musailimah. Ia memperkuat Muslimin dan bersama-sama mereka mau mengacaukan nabi palsu itu. Tetapi sebenarnya Nahar ini lebih berbahaya bagi Banu Hanifah daripada Musailimah sendiri. Ketika dilihatnya Musailimah banyak pengikutnya, serta merta ia mengakui kenabiannya dan menjadi saksi bahwa Muhammad mengatakan Musailimah adalah sekutunya dalam kenabian. Apa gerangan kata penduduk Yamamah mengenai ini! Ya, ada pengikut Muhammad yang sudah memberikan kesaksiannya, mengakui kenabian Musailimah, dan yang memberikan kesaksian ini orang yang mengerti, ahli fikih, mengajarkan Qur'an Muhammad kepada mereka, mengajarkan kisah-kisahnya, memperdalam ajaran agamanya dan ia menjadi saksi kenabian Musailimah. Tak ada jalan sekarang untuk menolak kebenarannya. Karenanya, orang datang kepada Musailimah berbondong-bondong, percaya bahwa dia utusan Allah kepada Banu Hanifah. Dengan demikian jalan buat dia kini terbuka dan apa pun yang dikehendakinya tersedia di hadapannya.
Kepercayaan sepenuhnya sekarang dapat diberikan oleh Musailimah kepada Nahar ar-Rajjal ini, dan segala yang ingin ditiru dari Muhammad dapat terlaksana. Untuk itu, Nahar pun dapat memperoleh segala kesenangan dunia yang diinginkannya. Kalau ulama dan ahli-ahli Qur'an sudah tunduk pada kesenangan, dan menyerahkan ilmunya di bawah kekuasaan orang yang menguasai kesenangan, celakalah ilmu dan agama, celakalah kebenaran!
Kita tidak hanya sampai pada apa yang dikatakan orang tentang usaha Musailimah untuk mendatangkan mukjizat, atau pada apa yang katanya telah menerima wahyu. Semua itu omong kosong, sejarah dan kritik sejarah tak dapat membuktikannya. Rasanya cukup apa yang sudah kita jelaskan di atas mengenai sebab-sebab yang mendorong orang menjadi pengikut Musailimah dan sebabnya keadaan menjadi begitu gawat, sehingga pasukan Ikrimah tak mampu menghadapinya dan kembali mundur dalam keadaan centang perenang.
Di sadur dari buku : Abu Bakar