Kita tak perlu mempertanyakan bagaimana orang-orang yang berpikir sehat di kalangan Musailimah itu sampai menjadi pengikutnya. Kita sudah tahu fanatisma Arab dan kabilah-kabilahnya yang begitu kukuh hendak bertahan pada kebebasan. Disebutkan bahwa ketika Tulaihah an-Nimari datang ke Yamamah dan berkata: "Mana Musailimah?" mendapat jawaban: "He, rasulullah."
"Bukan," katanya, "aku akan melihatnya lebih dulu."
Setelah sampai ia bertanya: "Siapa yang datang kepadamu?"
"Rahman," jawabnya.
"Dalam cahaya atau dalam gelap?"
"Dalam gelap," jawab Musailimah lagi.
"Aku bersaksi bahwa engkau bohong dan Muhammad benar. Tetapi pembohong Rabi'ah lebih baik bagi kami daripada Mudar yang benar."
Dalam sebuah sumber yang dikutip at-Tabari menyebutkan bahwa Tulaihah berkata: "Pembohong Rabi'ah lebih baik bagi kami daripada pembohong Mudar." Sungguhpun begitu ia menjadi pengikut Musailimah juga. Kemudian ikut berperang dan mati bersama Musailimah.
Khalid berangkat ke Yamamah
Kalau memang begitulah keadaan Musailimah dan apa yang menimpa Ikrimah ketika menghadapinya, tak akan ada panglima Arab yang akan dapat menghadapinya selain pahlawan perang genius itu, Khalid bin Walid. Tak heran jika Abu Bakr akan memperkuatnya dengan bala bantuan. Untuk itu kemudian Abu Bakr menulis kepada Syurahbil bin Hasanah agar tetap tinggal di tempat dia berada itu sampai Khalid datang.
Bila tugasnya sudah selesai dengan Musailimah, Syurahbil diperbantukan kepada Amr bin As untuk menghadapi Quda'ah di utara Semenanjung Arab.
Sementara pasukan Khalid bergerak menuju Yamamah pasukan Musailimah bertemu dengan brigade Syurahbil, yang kemudian terpaksa menarik diri mundur. Beberapa sejarawan menyebutkan bahwa Syurahbil bertindak seperti Ikrimah dan ingin merebut kemenangan sebagai kebanggaan.
Tetapi ia mengalami nasib seperti yang dialami Ikrimah juga. Namun barangkali persoalannya tidak demikian. Sementara menunggu kedatangan Khalid itu Syurahbil menarik mundur pasukannya ketika bertemu dengan pasukan yang datang dari Yamamah. Apa pun yang terjadi, namun Syurahbil tetap tinggal di tempat dia mundur itu sampai pasukan Muslimin datang. Setelah Khalid tahu apa yang dialaminya itu, oleh Khalid ia dipersalahkan dan dikecam. Barangkali maka Syurahbil memilih mundur tanpa harus terjebak dengan pihak lavvan itu maksudnya untuk tidak memperkuat semangat mereka bila mereka sampai mendapat kemenangan.
Di sadur dari buku : Abu Bakar